Sabtu, 02 Maret 2013

Family Outing : Islamic Book Fair dan Kampung Nelayan Muara Angke

Bismilahirrahmaanirrahiim
saya mau cerita tentang family outing kami kemarin. Seperti biasa,kalau weekend tidak ada pesanan kue atau makanan atau akikah, kami pergi jalan-jalan. Aku menamainya jalan-jalan hemat karena memang diusahakan hemat hehe.

                                                                  (Gyaaa..Danu merem)


Islamic Book Fair
Kami sengaja ke pameran buku ini untuk mencari dvd syamil dan nadia kesukaan Haifa. Di rumah,sih sudah banyak tetapi rusak semua. Maklum diperbudak sama anakku setiap hari dan dipatahin juga,sih. Memasuki arena, disambut sama mbak-mbak berjilbab orange, sales BNI syariah. Akhirnya aku mendaftar jadi nasabah BNI Syariah. Enggak sabar ih menunggu proses daftar jadi nasabah sampai mendapat buku tabungan dan ATM. Ketar-ketir, keburu penuh aja ni IStora. Akhirnya kami tinggal aja prosesnya,yang penting KTPku sudah kuambil. Usai itu makan dulu dong hehe. Kami membawa bekal dari rumah. Makan sambil menikmati lomba tari Saman. Biyuh berisik banget. Usai makan, aku sama kakak pergi mencari DVD syamil Nadia., Ayah,Danu,dan Haifa duduk saja. Ribet,deh kalo mereka ikut jalan. Sampai muter beberapa kali enggak nemu juga itu stand yang jual DVD syamil Nadia. Akhirnya aku mengakui peribahasa malu bertanya sesat di jalan wkwkwk jadi ngacir ke informasi dan mbaknya yang ramah memberi saran untuk ke lantai atas. Oalah iya ya, stand di luar buku,kan enggak di dalam istora *tepok jidat. Singkat cerita ketemu,deh itu stand. Haifa senaaaang sekali mempunyai kaset baru yang banyaak.

Kampung Nelayan,Muara Angke
Untuk kesekian kalinya kami ke Muara Angke. Karena dari Senayan maka rada bingung juga rutenya. Gak tahu ding Ayah bingung atau memang enggak tau rute karena saya tertidur di mobil, panas bo'. Setelah bertanya pada beberapa orang dan menghabiskan 16 ribu untuk basa basi (bertanya ke tukang warung jadi harus beli sesuatu :p ),ketemu juga muara angke. Bau busuk ikan langsung menyergap begitu memasuki gerbang masuk. Di kanan kiri jalan dijajakan berbagai hewan laut. Kami juga melihat ikan-ikan segede bayi sedang dipikul oleh para nelayan. Dan suana panas khas inggir pantai pun menyambut kami, fyuuh geraaaah *kipas-kipas.



Usai memarkir mobil, kami mampir ke warung otak-otak,jajanan khas daerah sana. Emm..ikannya berasa banget walopun aku gak yakin itu berasal dari ikan segar yang baru ditangkap nelayan. Lalat ijo beterbangan mengganggu kami menikmati otak-otak dengan saus kacang yang di mix dengan sambal botol merek belibis. Nyaammm...langsung habis 60 bungkus hehe.Sambil menikmati otak-otak,aku bertanya banyak hal mengenai bagaimana menyebarang ke pulau. ya,rencananya, minggu depan kami hendak ke pulau Tidung. Alhamdulillah dapat informasi berharga. Aku memang pernah menyeberang ke pulau tetapi sudah lama sekali. JAdi, kalau mau menyeberang ke pulau itu pagi hari atau malam hari. Biaya per-orang 35ribu atau sekitar itulah. Karena sudah waktu ashar, kami mencari musholla. Alhamdulillah ketemu Mushola yang lumayan meskipun akses ke-mushola itu cenderung kumuh. Byuh,padahal sudah hampir pukul 4 sore tapi di dalam mushola itu gerahnya minta tobat,deh.

                        (Makan otak-otak dengan saus kacang yang pedas ditemani es teh manis dingiiin)

                                   (Nhaa..ada sisa bungkus otak-otak menempel di pipik adik Haifa)


Setelah ashar,kita jalan-jalan mengitari kampung. Nha di sesi inilah, aku mulai terkagum-kagum dengan yang namanya nelayan. Saat itu nelayan sedang bersiap-siap untuk berlayar (mungkin). Ada nelayan yang sedang mengecat, membetulkan jaring, membersihkan kapal. Kapan nelayan berbagai ukuran dan warna ada di sana. Subhanallah, betapa jasa nelayan itu sungguh besar. Mengarungi laut luas untuk mencari ikan. Tanpa nelayan, bagaimana kita bisa memakan ikan laut?  Indonesia memang kaya,ya. Berton ton ikan ditangkap nelayan setiap harinya tapi enggak habis-habis. Nelayannya juga bukan 10 atau 20 orang saja.Subhanallah,kaya banget negara kita,ya. Menurutku nelayan itu sosok-sosok yang pemberani. Di tengah laut gitu,lho. Aku sendiri bergidik ngeri kalo harus di tengah laut tengah malam,apalagi kalau ada badai,oh tidaaaak *tutup muka. Aku pernah menyeberang ke pulau seribu (pulau untung jawa tepatnya. Orang jawa memang bberuntung ya hehe) dan rasanya ngeriii banget. Aih,itu ombak sampai nyiprat ke dalam kapal. Whaa..parno,deh. Nanti kalau kebalik bagaimana,nanti kalau ..bla bla...halah mendramatisir,ya. Oiya, perahu nelayan itu lengkap,lho isinya.Ya semacam rumah aja gitu. Malah ada yang pasang antena indovision hehe. Mungkin untuk melihat siaran sepak bola.
Keranjang tempat ikan
INi gerobak untuk mengangku peti-peti berisi ikan 
Beberapa kapal nelayan

(Apartemen di kawasan Ancol)


                                              
                                                           Di kapal nelayan ada antena indovision-nya
                                  Setiap kapal nelayan Indonesia harus membawa bendera Indonesia

                                                                  Kapal-kapal Nelayan



 
Usai foto-foto kapal nelayan, kami mengamati tempat pelelangan ikan, tempat pengemasan ikan untuk di ekspor,brrr penuh es batu lalu lanjut beli ikan dan kerang trus beli otak-otak lagi (biar kita punya banyak otak jadi pinter hihihi). Aku juga memastikan informasi yang kudapat mengenai menyeberang pulau valid maka sambil membeli otak-otak untuk dibawa pulang,aku bertanya banyak hal. Penjual otaknya senyum-senyum. Biasalah,aku sok akrab gitu biar penjualnya senang memberi informasi hehe.



Dan perjalanan kita berakhir. Kami pulang ,alhamdulillah enggak macet. Pukul 20.30 sampai rumah. Enggak ada yang mandi hahaha. Bau ikan,deh. Langsung menghangatkan otak-otak dan menyantapnya. Enggak ada 30 menit,60 otak-otak ludes. Haifa langsung asyik dengan dvd Syami-Nadia-nya. Sampai jumpa di tulisan berikutnya, MERDEKA ! :p

O iya ,nyanyi dulu yuk

 Nenek moyangku orang pelaut
gemar mengarung luas samudra
menerjang ombak tiada takut
menempuh badai sudah biasa

angin bertiup layar terkembang
ombak berdebur di tepi pantai
pemuda b'rani bangkit sekarang
ke laut kita beramai-ramai


2 komentar:

  1. Waaah pengeeeeen ke Muara Angke bareng anak-anak dan Abinya tapi belum ada kesempatan juga, makasih Bun, jadi niat lagi mau ngerancang buat ke sana..

    BalasHapus
  2. Wuih... seru, Bun!
    Jadi pengen ke sana :D

    BalasHapus