Tampilkan postingan dengan label Tempat Penting Diketahui. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tempat Penting Diketahui. Tampilkan semua postingan

Kamis, 26 September 2013

Pasar Apung Lembang (Lembang Floating Market)



Kalau bicara mengenai pasar apung maka kita akan menghubungkannya dengan pulau Kalimantan, sungai Musi ataupun sungai Barito. Ya , karena menurut pelajaran IPS (hehe pelajar banget,sih)  di kedua sungai tersebut terdapat pasar apung yaitu pasar di sungai.Namun,bagi kita yang tinggal di Jakarta,Bandung,dan sekitarnya tidak perlu jauh –jauh menyeberang pulau untuk tahu seperti apa,sih pasar apung itu. Pasar apung sudah ada di dekat kita ,kok yaitu di kawasan wisata Lembang, Bandung,Jawa Barat.



Pasar Apung Lembang berlokasi di sebuah danau alami yang bernama Situ Umar. Penduduk sekitar lebih mengenal nama Situ Umar daripada pasar apung. Mungkin karena pasar apung baru berdiri pada bulan Desember 2012 sehingga belum dikenal banyak orang. Oleh pengelola,danau tersebut ‘didandani’ sedemikian rupa hingga menjadi tempat wisata kuliner yang unik di Bandung. Untuk memasuki kawasan pasar apung, kita akan dikenakan tiket Rp10.000/orang. Tiket tersebut dapat ditukar dengan segelas minuman panas atau dingin. Hal yang tidak biasa yang terdapat di Pasar Apung Lembang ini adalah pedagang menjajakan dagangannya di atas perahu yang mengapung di tengah danau. Kita,sebagai pembeli dapat membelinya dengan menyewa perahu atau sampan . Saat itu saya membayar Rp70.000 untuk menyewa perahu untuk 4 penumpang . Tetapi bila tidak ingin  menyeberangi danau untuk ke lokasi wisata kuliner,,kita bisa juga melalui semacam jembatan. Di pinggir jembatan itulah berkumpul pedagang menjajakan jajanan khas Bandung seperti siomay,batagor,hingga rujak tumbuk. Menurut saya harga jajanan di sana lumayan mahal, siomay satu porsi saja 25.000. Tapi Bandung disebut sebagai tempat ‘buang duwit’ orang-orang kaya jadi mungkin harga-harga itu dianggap wajar.


Rumah di tengah danau. 
Selain pasar terapung, di tengah danau juga terdapat gazebo-gazebo. Sungguh,pemandangan yang indah bukan melihat sebuah gazebo di tengah danau dan dikelilingi gunung-gunung? Di pinggiran danau terdapat saung,tenda,dan arena bermain anak-anak,seperti arena menangkap ikan,memancing ikan,taman kelinci hingga flying fox. Soal harga,sama mahalnya hehe. Taman kelinci merupakan sebuah arena yang ditata sedemikian rupa untuk ‘rumah’ kelinci.Dengan tiket 15.000/anak,anak-anak akan mendapatkan seikat wortel  dan sebuah es krim. Anak-anak dapat memberi makan kelinci dengan wortel tersebut. Mungkin yang termurah adalah memberi pakan angsa karena harga pakannya hanya 5000 hehe.
Satu hal yang harus diingat, transaksi di Pasar Apung Lembang ini tidak menggunakan uang,namun koin. Jadi kita harus menukar uang kita dengan koin apabila ingin berbelanja atau memasuki arena bermain anak-anak. Koin tersebut bernilai 5000,10000 hingga 100.000. Ada banyak titik tempat penukaran koin,muali dari pintu masuk hingga ke tempat ‘take off’ perahu atau sampan yang kita sewa. Tukarlah uang dengan koin sesuai kebutuhan karena koin tidak dapat ditukar kembali dengan uang.
Musholla terapung

Taman kelinci


Tukar koin di sini
ini lho koinnya
Mencari ikan

Duduk santai memandangi danau





Nha bagaimana,ya menuju ke sana? Yang jelas untuk kita yang ada di luar Bandung harus menuju ke Bandung terlebih dahulu. Jika membawa kendaraan roda 4 atau lebih maka disarankan berangkat pagi-pagi karena akses ke Lembang itu banyak terdapat titik macet. Pasar Apung sendiri terletak di Jl. Gran Hotel No.33 E,Lembang,Bandung Barat. Menuju lokasi Pasar Apung,terdapat banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi,seperti rumah sosis.


Overall,Pasar Apung memang tempat wisata yang ‘ono rego ono rupo’. Memang relatif mahal untuk penduduk kebanyakan Indonesia tetapi fasilitasnya memang memadai kecuali musholla (selalu ini mah). Toilet yang tidak sedikit dan bersih serta lokasi parkir yang luas dengan view gunung-gunung. Tetapi jadi berpikir, kenyamanan itu mahal ya,ternyata hehe. 


Senin, 20 Mei 2013

Mall Rongsok


           Sebelumnya,saya hendak cerita dahulu mengenai pengalaman saya membeli dan menjual barang bekas di mall tersebut.Satu hal yang harus Anda ketahui apabila hendak mencari barang bekas di tempat ini adalah tahu harga barang tersebut. Karena ketidaktahuan saya mengenai harga barang yang hendak saya beli dan kebiasaan saya tidak menawar, saya membeli sebuah barang bekas tersebut dengan harga yang cukup mahal. Apalagi ketika menjual barang bekas yang saya punya, saya benar-benar merasa bodoh sendiri. Barang sudah diangkut ke lokasi tetapi harga belum jadi. Akhirnya ketika barang bekas saya dibeli dengan harga murah,saya tidak bisa berkutik karena tidak mungkin saya angkut kembali barang tersebut,pertama karena barangnya besar, kedua malu, ketika ,mobil saya kecil. Namun, saya anggap itu sebagai sebuah cost pengalaman. Pengalaman itu memang tidak murah. Maka supaya orang lain tidak seperti saya. saya bagi review-nya di sini.

Tampak dari depan. Cukup luas
              Jangan membayangkan mall ini seperti mall pada umumnya,bersih, rapi, wangi,ber-AC, dan banya SPG cantik yang ramah atau berusaha ramah. Kondisi mall yang ini pengap, lantainya lembab, semrawut, tidak teratur, dan kondisi tidak enak lainnya, seperti keamanan yang tidak terjamin karena saya diikuti dan dipalak seorang pengamen. Ya, karena ini aalah mall rongsok, sebuah tempat jual beli barang bekas yang berada di l Bungur Raya No 1, Kukusan, Depok, Jawa Barat (belakang kampus UI). Bangunan yang lebih pas disebut gudang ini terdiri dari 2 lantai yang memanjang ke belakang. Barang bekas yang dijual memang terhitung lengkap,mulai dari mainan anak, ATK, buku bacaan, pakainan, alat elektronik, alat rumah tangga, hingga sepeda motor.  Anda pun dapat menjual barang bekas di sini. Namun, pandai-pandailah Anda bernegosiasi dengan pemilik karena diawal transaksi,penjual akan membeli barang bekas Anda dengan harga yang sangat rendah. Ketika Anda membeli pun, Anda harus lihai soal tawar menawar karena kalau tidak, Anda akan mengalami hal yang sama dengan yang saya alami diatas.

Buku Bekas




Tv zaman dulu pun ada 

Akses ke lokasi ini sangat mudah. Jika Anda mengetahui lokasi sebuah Tugu perbatasan Depok-Jakarta maka Anda tinggal mencari arah ke Kukusan. Paling tidak 200-300 meter dari perempatan Tugu Anda dapat menemukan lokasi ini. Di sepanjang jalan ini atau di seberang Mall Rongsok, banyak penjual bibit tanaman. Tepatnya, Mall ini terletak di antara 2 perempatan yaitu perempatan Tugu dan perempatan Kukusan. Jika Anda dariJl. Raya Sawangan maka Anda lebih baik berbelok di pertigaan Tanah Baru lalu ikuti jalan sepanjang Jl.Tanah Baru,Beji hingga bertemu perempatan Tugu( yang di tengahnya terdapat sebuah tugu) lalu belok kanan, 200-300 m kemudian Anda akan menemukan lokasi ini. Jika dari Jl.Nusantara maka Anda cukup mengikuti jalan hingga bertemu sebuah perempatan yang bernama perempatan Kukusan lalu ambil kiri, tidak sampai 500 meter,Anda dapat menemukan Mall yang dikelola Pak Nurcholis dan istri ini.
Atap bangunan untuk mendisplay barang elektronik bekas
Mengingat kondisi yang tidak nyaman dan aman, sebaiknya mengindari membawa bayi atau anak-anak,apalagi anak-anak yang mempunyai alergi debu. Jangan lupa untuk mengecek kondisi barang jika ingin membeli,apakah masih layak pakai atau tidak. Untuk alat elektronik,tentu Anda harus melakukan pengecekan yang lebih detail untuk memastikan bahwa alat tersebut masih berfungsi.

 Selama Anda teliti, mengetahui seluk beluk barang, pandai bernegosiasi maka Anda akan beruntung membeli barang di sini. Dan yang pasti membeli barang di sini jauh lebih lama daripada di mall pada umumnya karena Anda harus memilih sendiri barang di antara ribuan jenis barang, mengeceknya lalu menawar untuk mendapatkan harga yang pas.

Kondisi dalam mall yang remang-remang dan lembab


  
Barang yang masih terhitung layak pakai
             Akhirnya selamat mengunjungi Mall rongsok untuk berburu barang bekas yang harganya lebih murah (dengan  catatan Anda tahu seluk beluk barang, pandai menawar :D ). Sampai jumpa di tulisan saya berikutnya. Merdeka!