Sejuk, megah, bersih, dan unik itulah kesan pertama yang
saya dapat ketika memasuki museum ini. Nama museum tertulis di sebuah bangunan tinggi
berbentuk limas berwarna hitam. Tampak gagah dan kastria. Sebelumnya,saya belum mendapat
gambaran apapun mengenai apa saja yang disimpan di museum bernama Purna Bhakti
Pertiwi (MPBP) ini. Saya sangat penasaran, bangunan semegah itu diisi apa,ya
kira-kira? Saya hanya tahu arti kata yang menyusun nama museum tersebut. Purna
: selesai,bhakti : pengabdian, Pertiwi : tanah air. Selebihnya, i have no idea.
Setelah mengitari ruangan museum yang sangat luas dan membaca tentang museum ini,saya
baru mengerti ternyata museum ini menyimpan benda-benda koleksi almarhum mantan
prsesiden Soeharto dan Ibu Tien. Benda-benda koleksi tersebut pemberian dari
para pengusaha yang menjadi teman beliau, para duta besar,menterei-menteri
negara lain, para pejabat hingga seniman. Menjabat prseiden selama 32 tahun,
pantas saja koleksi benda-benda pemberian
sebanyak itu.
Meskipun MPBP terletak di kawasan TMII namun kita tidak
perlu masuk ke kawasan TMII terlebih dahulu karena MPBP terletak sebelum pintu
utama TMII,tepatnya di kiri jalan. Untuk memasuki museum, kita perlu membeli
tiket. Saya mengira harga tiket di atas Rp10.000,00 mengingat bangunannya yang
megah dan area museum tertata sangat rapi. Ternyata ,tiket masuk MPBP ini
sangat terjangkau yaitu Rp5000,00 untuk orang dewasa dan Rp3000,00 untuk
anak-anak. Sedangkan untuk parkir
kendaraan roda 4 dikenai tarif Rp5000,00. Kendaraan dapat diparkir di sebuah
area parkir yang rindang dan sejuk karena banyak terdapat banyak pohon. Dari
area parkir ini,bangunan museum yang berbentuk tumpeng ini sudah dapat terlihat
dengan jelas. Bagian depan bangunan museum, terdapat taman yang tampak terawat
sekali.
Area parkir yang luas dan ditumbuhi pepohonan rindang |
Kita dapat menuju ruang pamer museum dengan menggunakan
kendaraan shutle yang sudah disediakan secara gratis. Halte untuk menunggu
skendaraan shutle ini tdak jauh dari area parkir. Tapi jika ingin berjalan
kaki, jaraknya juga tidak terlalu jauh. Seperti telah disebut di atas, banguan
museum berbentuk tumpeng yang merupakan refleksi khasanah budaya Jawa. Kenapa
budaya Jawa?karena penggagas pendiri museum ini adalah almarhum Bu Tien
Soeharto yang bersuku Jawa. Menurut beberapa bacaan yang saya baca, dipilihnya
bentuk tumpeng ini mengandung filosfi tentang bersyukurnya almarhum Pak Harto
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bangunan ini dibagi menjadi bangunan utama dan
bangunan penunjang. Di bangunan utama inilah tempat dipamerkannya benda-benda
koleksi museum . Luas bangunan ini 18.605 meter persegi dan tingginya mencapai
45 meter. 9 kerucut kecil mengapit
bangunan utama ini. Ruang utama dari
bangunan utama diapit oleh 4 bangunan tumpeng atau tumpeng berwarna kuning.
Halte untuk menunggu shutle |
Memasuki bangunan utama kita akan disambut oleh patung payembrama atau patung selamat datang . Patung
sumbangan dari Mbak Tutut dibuat dari
lempengan uang kepeng setinggi 2,4m. Di
ruang pamer pun banyak sekali terdapat patung yang terbuat dari uang kepeng
ini. Patung ini dibuat oleh seniman Bali. Saya kagum sekali dengan kemahiran
seniman Bali. Karya-karyanya sangat artistik.Ruang terdepan pada bagian ruang
utama disebut Ruang Perjuangan karena menggambarkan perjuangan Almarhum Soeharto. Di dindingnya terdapat
relief tentang perjuangan almarhum Soeharto melawan penjajah, seperti Serangan
Umum Satu Maret. Sebenarnya , ruangan utama
ini sangat luas, dari bacaan yang saya dapat ruang utama dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu Ruang Perjuangan, dikitari Ruang Khusus, Ruang
Asthabrata, dan Ruang Perpustakaan. Nha ,karena ruanganya sangat luas,saya
tidak memperhatikan nama tiap ruangan ruangan.
Ruangan luas dengan koleksi benda yang bernilai seni tinggi membuat saya
terkagum-kagum hingga tidak memperhatikan nama-nama ruangan kecuali ruang
perjuangan dan ruang khusus :D Mungkin
membuatuhkan 1-2 jam untuk mengitari ruang utama ini.
Seni ukir yang sangat artistik terletak di samping kanan pintu masuk. |
Ada 3 lantai yang saya
jelajahi dan ini isi daftar nama benda
yang mengisi tiap lantai. Di papan nama ini hanya jenis bendanya,ya. Untuk jumlahnya sangat banyak. Misalnya koleksi perak maka ada banyak lemari untuk mengoleksi benda-benda dari perak ini.
Relief |
Batang pohon yang diukir.Benar-benar karya seni artistik tingkat dewa |
Koleksi benda-benda dari perak |
Setiap benda yang dipajang diberi keterangan,misalnya terbuat dari apa, dibuat oleh siapa dan diberikan oleh siapa. |
Foto di sebelah kanan ini disebut langlang Buana. Seni ukir yang bikin kita berdecak kagum. Dibuat dari akar pohon karet berusia 100 tahun. Ukirannya menceritakan tentang 9 dewa yang menguasai 9 arah mata angin. Menurut kepercayaan agama Hindu, dapat digunakan untuk meramal nasib berdasarkan tanggal kelahiran.
Ini adalah gading gajah yang diukir sedemikian rupa. Sebuah karya seni yang membutuhkan ketekunan dan kehati-hatian tingkat tinggi. Hadiah dari beberapanpejabat dan bahkan Norodom Sinahouk.
Ini ukiran dari kayu johar. Dikerjakan oleh seniman Bali yang bernama I Ketut Moderen. Karya seni mengagumkan ini hadiah dari keluarga Sudwikatmono. Ukirannini menceritakan pertarungan Rhwana dengan Jatayu.
Gelas Tulip Cihuly |
Ini adalah ruang khusus untuk menyimpan segala kehormatan dan penghargaan yang diterima Alm Pak Harto yaitu berupa bintang jasa , medali,dan lain sebagainya. Semoga kehormatan dan penghargaan yang diberikan Allah kepada alamarhum melebihi ini semua. Aamiin
Foto-foto kegiatan Pak Harto
Saya rasa cukup,ya untuk foto di lantai satu. Tidak mungkin saya uplod semua :D. Lanjut ke lantai 2 . Apa saja isi lantai 2 ini?
Di lantai 2 juga cukup mengagumkan. Di sini akan saya upload beberapa foto yang mengisi lantai 2. Semuanya tidak kalah artistiknya.
Di beberapa titik terdapat foto beliau. Ya,beliau,kan pemrakarsa berdirinya museum ini
Ini merupakan koleksi hadiah dari Ida Bagus Oka. Patung pengantin Bali, kain songket Bali,dll |
kain, sarung,dan selendang batik berbahan dasar sutera dan ditenung dengan teknik jepang.
Koleksi kain batik.
Lanjut ke ka lantai 3
Karena saya membawa anak-anak jadi agak capek juga maka di lantai 3 ini kurang maksimal meng-eksplorasi,lantai 1 dan 2 saja belum semuanya saya lihat satu persatu. Mungkin harus 2 kali kunjungan ke museum ini. Ada ruangan yang digunakan sebagai perpustakaan tetapi saya tidak sempat melihatnya. Mungkin suatu saat akan ke sana lagi untuk menuntaskan semuanya :D
Hal yang mengecewakan,kenapa tidak ada brosur atau flyer yang memberikan sedikit gambaran kepada pengunjung tentang museum tersebut,ya? bahkan di website tmii pun tidak terdapat keterangan apapun. Memang rata-rata ,museum di TMII seperti itu, tidak ada flyer apalagi brosur. Kalau museum Fatahillah dan sekitarnya itu ada. Tanpa membuka internet, kita gak mungkin bisa tahu, museum Purna Bhakti pertiwi itu apa? Maka ini saya tulis ,semoga dapat memberikan informasi (walaupun tidak banyak) kepada calon pengunjung.
Museum ini memerlukan SDM yang tidak sedikit mengingat areanya begitu luas dan barang-barang yang tersimpan di dalamnya terhitung mewah.