Bismillahirrahnirrahiim
Danau Rawa Gede ini
menjadi bukti lagi bahwa kita gak boleh memandang sebelah mata
terhadap kota Jonggol. Kali ini kita meneruskan explore obyek wisata
alam di Jonggol. Oh ya bisa juga disebut telaga ya tapi saya memilih danau saja hehe. Setelah sebelumnya kita kemping di curug cipamingkis
dan Curug Ciherang. Saya memang berniat mengkhatamkan explore di kota
Jonggol ini karena obyek wisata alamnya memang benar benar
cantik,Masya Allah.
Danau selebar 1 ha
ini terletak di desa Sirnajaya kecamatan Sukamakmur. Ternyata
Sukamakmur ini wilayah kecamatan yang merupakan pemekaran dari
kecamatan Jonggol. Namun sudah lekat,ya kalau danau yang indah luar
biasa ini identuk dengan Jonggol. Apapun lah,yang pasti danau Rawa
Gede layak direncanakan menjadi tujuan tempat wisata alam .Di
Sukamakmur ini memang banyak sekali tempat wisata alam yang masih
alamai,bahkan curug Cipamingkis dan curug Ciherang pun masuk wilayah
Sukamakmur.
masuk dari tanda ini |
Akses
Akses menuju Rawa
Gede tentu sama sulitnya dengan akses menuju cipamingkis dan ciherang
karena jalurnya memang sama hehe. Untuk kondisi akses ya bisa di baca
di link tersebut,ya. Hal yang perlu saya ulang, pastikan kendaraan
dalam kondisi bagus,sebaiknya diservis terlebih dahulu sebelum
dipakai untuk melintas di kawasan wisata alam di kecamatan Sukamantri
ini. Skill driver juga harus mumpuni dan prefer laki laki,deh
sepertinya. Kembali ke hal mengenai akses, jadi gerbang masuk danau
rawa Gede ini terletak sebelum pertigaan Jonggol di mana kalau ke
kanan ke curug Ciherang, ke kiri ke curug Cipamingkis. Tidak jauh
sebelum dari pertigaan tersebut terdapat plang petunjuk di sebelah
kanan yang berwarna hijau. Plang hijau ya ,bukan yang putih karena
ada plang, pertama berwarna putih dengan tulisan merah, kedua plang
hijau dengan tulisan putih. Masuklah dari plang berwarna hijau karena
arah yang ditunjuk oleh plang putuh tersebut sangat tricky dan
seperti untuk mobil biasa tidak bisa. Saya lihat motor pun tidak ada
yang melintas. Kami sempat masuk akses tersebut tapi selain sepi juga
jalannya gak memungkinkan. Untuk ada pencari rumput jadi saya bisa
menggali informasi dari beliau.
jangan lewat petunjuk ini terutama bila membawa mobil |
Setelah masuk dari
plang berwarna hijau, aksesnya ternyata tricky juga karena jalan
hanya muat 1 mobil dengan tanjakan dan kelokan yang menggunjang
adrenalin. Beberapa kali bemper mobil harus membentur jalanan
berbatu,sempit,menanjak ,dan berkelok. Terkadang ada jalan bercabang,
lebih baik turun dan sempatkan bertanya ke penduduk sekitar karena
tidak ada sinyal sehingga google map atau waze kita mati seperti gak
berguna hehe. Jadi kalau wisata alam ke Jonggol ini memang tidak ada
sinyal hp,ya.Operator manapun tidak bisa digunakan di sini jadi
selesaikan urusan kita melalui handphone sebelum memasuki wilayah
Jonggol. Warga sana bila ingin berkomunikasi harus turun ke bawah
dulu.
Perjalanan
menegangkan tersebut terbayar dengan keindahan yang disuguhkan oleh
Danau Rawa Gede . Sebelum memasukinya,kita akan melewati pos penjagaan. Di
pos tersebut kita harus membayar biaya masuk. Biaya mobil
Rp10.000,00, biaya perorang Rp.10.000,00. Anak kecil seperti
Haifa,free. Bila ingin kemping maka dikenakan biaya tambahan yaitu
biaya sewa lahan untuk tenda Rp10.000,00 dan biaya perorang
Rp7.000,00. Total saat itu 71.000 tapi kami hanya diminta membayar
70.000 . Harga yang sangat murah,ya.
saat sunrise |
Fasilitas
Setelah memasuki pos
pembayaran,kita akan diarahkan ke tempat parkir. Bila ingin kemping,
parkir akan diarahkan ke dekat danau. Memang lahan parkirnya tidak
terlalu luas,sih tetapi saat itu yang kemping hanya kami saja karena
hari masih siang. Orang orang bila ingin kemping datangnya malam,
kata petugas yang dengan ramah memberikan informasi yang kita minta.
Benar saja,saat kami tidur tengah malam,datang beberapa orang yang
hendak kemping.
Lokasi kemping
ground ada di pinggir sekitar danau. Kita bisa memilih sendiri selama
masih kosong. Saat itu kami memilih dekat pohon pinus, namun jadi
terlalu jauh dengan MCK hehe. Soalnya saat itu datang siang dan panas
jadi kami milih yang jauh dari keramaian dan agak adem. Kalau punya
anak kecil,lebih baik memilih yang dekat MCK. MCK ini disediakan oleh
warung warung di sekitar danau. MCK yang manusiawi letaknya di dekat
parkiran atau warung yang dekat pintu keluar parkiran (paling ujung )
di warug satu lagi tidak ada WC jadi hanya bisa untuk BAK . Lokasinya
pun menyatu dengan dapur dan tutupnya hanya kain spanduk yang
kotor,kucel,dan bau . Jadi kayak toilet pribadi tapi boleh dipakai
pengunjung.
Oh iya, pengelola
tidak menyediakan sewa tenda ya jadi kita harus membawa sendiri atau
menyewa di kota tempat kita tinggal.
Bila hanya ingin
menikmati keindahkan danau, kita bisa berkeliling dengan jalan kaki
atau dengan perahu motor. Kami juga menyewa perahu ketika menuju
lokasi kemping karena barang kami banyak sekali. Menurut yang kami
dengar,tarif naik perahu 50.000 tapi kami saat itu saya dikenakan
20.000 karena hanya menyeberang saja,tidak berkeliling.
perahu untuk keliling danau |
Di pinggiran danau,
ditanami bunga bunga yang saat itu sedang bermekaran. Saat kami di
sana, air mancur di pinggir danau sedang dibangun, taman-taman baru
sedang dibangun. Bila tamannya sudah jadi,pasti akan menambah
keindahan danau. Danau luas bersih,dikelilingi taman bunga dan
hutan,indah sekali pastinya. Terdapat taman berbentuk hati. Bila
ingin berfoto di dalamnya dikenakan tarif 2000/ orang.
Add caption |
Terdapat curug kecil
di dekat danau. Menurutku itu terusan dari curug Cidulang yang bisa
diakses melalui hutan di dekat danau. Tapi akses ke curug Cidulang
melalui hutan rimbun ini begitu mengerikan, menanjak dan jalannya
hanya setapak kecil,kanan kita tanaman rapat sekali jadi kami turun
lagi ketika sudah menanjak hehe. Curug kecil ini sejak dan lumayan
indah. Di bawahnya dibangun semacam kolam yang bila kita ingin mandi
atau berenang dikenakan tarif 2000/orang.
Curug
Di sekitar danau
Rawa Gede terdapat 2 curug yaitu curug Cibeureum dan Curug Cidulang.
Curug Cidulang adalah curug yang gagal kami sambangi saat itu karena
aksesnya yang seram. Menurut informasi yang saya dapat, Curug
Cidulang bisa di akses melalu hutan yang di atas danau. Kami mencoba
akses tersebut dan memutuskan untuk membatalkan karena kondisi
jalannya yang hanya setapak kecil dengan kanan kiri rumput yang
rapat. Akhirnya kami melalui jalur biasa namun tetap gagal ke curug
Cidulang karena terlalu jauh. Kami memilih ke Curug Cibeureum yang
lokasinya selain jauh juga aksesnya yang bikin nafas tersengal karena
menanjak tapi jalurnya jalur biasa atau jalan utama yang dilewati
warga jadi tidak horor,ya. Sebenarnya bisa membawa kendaraan meski
harus berhenti beberapa ratus meter dari curug namun kalau mobil APV
sayang bamper mobilnya karena kondisi jalan berbatu, menanjak ,dan
berkelok jadi lebih baik jalan kaki. Tapi kalau membawa motor,bisa
kok meski sama saja harus berhenti dan parkir beberapa ratus meter
dari curug dan dilanjutkan dengan jalan kaki.
Curug ini sangat
tinggi dan relatif masih sepi. Debit air kecil sekali bila tidak
sering hujan. Saat kami ke sana debit air tidak terlalu besar tapi
juga tidak terlalu kecil hehe. Menurut informasi dari tukang parkir
memang lebih besar curug Cidulang. Insya Allah next trip,ya . Di
kecamatan Sukamakmur memang banyak sekali curug.
semoga bermanfaat.