Bismillahirrahmaanirrahiim,
Saya belum selesai menuliskan tempat menarik di kawasan TMII
namun, saya hendak beralih sejenak ke kawasan wisata lainnya di Jakarta yaitu
kawasan Kota Tua.
Kawasan Kota Tua atau Old Batavia memang seringkali
menjengkelkan karena kemacetannya yang
tak terkira. Hal ini disebabkan kawasan Kota Tua sebagai sebuah sentral bisnis
di Asia sejak abad ke-16.. Mangga Dua, Glodok, Asemka,Jembatan Lima dan daerah
lain di sekitarnya merupakan pusat bisnis yang terhitung besar. Namun, menurut
saya, terlepas dari kebisingan dan kemacetannya,kawasan Kota Tua itu artistik dan
sedikit misterius dengan bangunan-bangunan tua-nya. Tidak sedikit bangunan yang
sudah sangat tua, cat putih memudar, genteng pecah, atap ambrol, dan lain
sebagainya. Bagi sebagian orang memang tampak angker dan menyeramkan tapi bagi
saya itu bernilai sekali. Bernilai sejarah karena memang di kawasan Kota Tua
inilah Fatihillah dari Demak mengganti Sunda kelapa menjadi Jayakarta
(didahului dengan penyerangannya terhadap kerjaan Hindu Pajajaran) . Kemudian,
Jayakarta dihancurkan oleh penjajah Belanda di bawah pimpinan Jan Pieterszoon
Coen dan mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia.
|
Salah satu bangunan tua di kawasan Kota Tua |
|
Gedung Tua di depan Museum. |
Pada masa gubernur Ali Sadikin, Kota Tua dijadikan sebagai situs
warisan meskipun tidak sedikit bangunan yang dihancurkan dengan alasan
tertentu,seperti Benteng Batavia, Gerbang Masterdam, dan Trem Batavia.
Namun,tidak perlu khawatir, kita masih bisa menikmati bangunan bersejarah dan
jejak sejarah . Salah satunya adalah Museum Sejarah Jakarta atau biasa disebut
Museum Fatahillah. Simak,yuk hasil jalan-jalan saya di museum yang jakarta
banget ini.
|
Batu bundar seperti ini banyak terdapat di pinggir halaman museum |
|
Gedung kantor Pos Indonesia,di depan Museum fatahillah |
Museum Sejarah Jakarta (MSJ) terletak di Jalan Taman
Fatahillah No.1 ,Jakarta Barat.Dahulu MSj bernama Oud Batavia yang dikelola oleh swasta yaitu Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en
Wetenschappen (Ikatan Batavia untuk Seni dan Ilmu Pengetahuan) yang
didirikan pada tahun 1778. Lalu, ketika masa kemerdekaan ,Oud Batavia berubah menjadi Museum Djakarta lama dan dikelola oleh Lembaga Kebudayaan Indonesia (LKI). Pada tahun 1968 Museum Djakarta lama diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta dan berganti nama menjadi Museum Sejarah Jakarta.
Letak MSJ sangat strategis karena dekat dengan
Stasiun Kota atau Beos. Selain itu berbagai angkutan umum (bis,mikrolet ,
kopaja,hingga kereta api) dari dan ke berbagai jurusan melewati kawasan ini.
Jadi, bila hendak ke museum yang luasnya
13.588 m2 ini tidak terlalu sulit. Nama gedung MSJ ini semula bernama Staadhuis. Dahulu, Staadhuis
dibangun kali pertama oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterzoen Coen pada tahun 1620,
lalu seiring meningkatnya kegiatan VOC dibangun gedung yang baru di tempat yang
sama. Lalu terakhir dibangun kembali oleh Gubernur Jenderal Joan Van Hoorn
pada tahun 1707. Gedung Staadhuis pernah dibakar oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Mataram,Yogyakarta
ketika menyerang Belanda di Batavia. Dahulu, gedung Staadhuis juga berfungsi
sebagai gedung pengadilan maka di bagian bawah gedung terdapat penjara.Pangeran
Diponegoro dan Cut Nyak Diem pernah dipenjara di sini sebelum diasingkan oleh
Belanda. Sangat bersejarah sekali,bukan?
|
Jejeran sepeda yang disewakan |
Ketika memasuki halaman museum yang sangat luas, kita seolah di bawa ke
masa penjajahan Belanda. Beberapa orang menyewakan sepeda lengkap dengan topi
yang biasa dipakai para Tuan Tanah zaman belanda atau None Belanda. Harga sewa
sepeda Rp20.000,00 untuk masa sekitar setengah jam. Di sisi-sisi halaman,banyak
terdapat pedagang yang menjajakan jajanan khas Jakarta seperti kerak telur dan
es selendang mayang dengan harga yang terjangkau untuk sebuah kawasan wisata.
Di seberang museum adalah gedung kantor pos , cafe jakarta dan sebuah bangunan
yang sudah sangat tua sekali. Lalu di beberapa titik ada beberapa orang yang
berkostum None Belanda, pejuang, tentara belanda hingga vampire China. Kita
dapat berfoto bersama mereka dengan berbagai gaya. Berikan uang saweran ke
sebuah tempat yang telah disediakan bila kita berfoto bersama mereka.
|
Kita dapat berfoto bersama dengan 'pejuang' ini |
|
Rakyat yang hendak dihukum |
|
Berfoto bersama |
Untuk memasuki gedung,kita perlu membeli tiket. Harga tiket terhitung murah
yaitu Rp5000,00 /orang dewasa dan Rp3000,00/anak-anak di atas 3 tahun. Lantai
bawah gedung ini dibuat dari batu lalu lantai selanjutnya terbuat dari kayu. Koleksi
di museum ini terbagi menjadi 3 jenis yaitu koleksi pra sejarah, koleksi masa
sejarah,dan koleksi ethnografi. Satu yang tidak boleh dilewatkan adalah melihat
gaya bangunan dan pintu gedung museum ini. Gedung bergaya belanda selalu tinggi
jadi membuat ruangan tidak panas. Pintu dan jendela yang terpasang juga sangat
tinggi, selain itu daun pintunya juga sangat tebal. Kita simak saja,yuk
foto-foton dengan keterangannya. Kalau membaca tulisan terus dijamin akan bosan
:D
|
Koleksi Masa pra Sejarah |
|
Prasasti Kebon Kopi |
|
Prasasti Ciauteruem |
|
Salah satu koleksi ethnografi |
|
salah satu koleksi meubel. Di museum ini terdapat koleksi meuble dari abad 17-19 |
|
Lemari ini sangat tinggi dan besar. Masih tampak kokoh walaupun sudah berumur beberapa abac |
|
Sejarah Portugis masuk ke Indonesia. |
Di belakang gedung, terdapat penjara bawah tanah. Seperti telah disebut di atas, Pangeran Diponegoro dan Cut Nyak Dien pernah dipenjara di sini sebelum diasingkan.Penjara bawah tanah tersebut tidak terlalu tinggi, hanya 1,5 meter lebih sedikit. Ada beberapa batu untuk pemberat kaki. Sumpek dan pengap serta gelap. Semoga pejuang pejuang kita yang pernah merasakan pengapnya penjara ini sudah mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya,aamiin.
Di halaman belakang ini kita juga bisa melihat Meriam Si Jagur. sayangnya ,pengunjung betah berlama-lama di meriam ini sehingga susah untuk memotretnya. Si Jagur ini sangat melegenda. Dibuat oada abad ke-16 oleh orang portugis yaitu NT Bocarro. Meriam inilah yang digunakan Portugis untuk melawan VOC di Malaka. Nha karena Portugis kalah maka Si Jagur ini di bawa ke Batavia.
Menurut beberapa sumber, meriam ini merupakan leburan dari 16 meriam kecil maka berat meriam ini 3,5 ton padahal panjangnya hanya 3,81 m. Dulu,meriam ini sempat dijadikan benda mistis namun sekarang tidak lagi.
Lalu ada patung Hermes,yang menurut mitologi Yunani berarti dewa perdagangan dan pembawa keberuntungan . Usia patung Hermes ini juga sudah berabad-abad. Ini adalah patung pemberian dari seorang warga Jerman yang menjadi warga Belanda. Dahulu patung ini ada di jebatan harmoni lalu dipindahkan ke belakang halaman MSJ.
|
Sumur yang dalamnya hingga 20m |
Di halaman belakang sebelah kanan, terdapat replika sumur batavia. Konon, sumur ini tempat membuang mayat-mayat tahanan yang dipenjara di penjara bawah tanah tadi. Ya ,Belanda memang kejam. Konon lagi, halaman depan museum itu dulu juga difungsikan untuk menggantung terpidana.
Usai mengitari museum kita bisa bersantai sejenak sambil menikmati jajanan betawi jadul dan beberapa jajanan lainnya.
|
Rujak Bebeg |
|
Es Selendang mayang |
|
Pikulan es selendang mayang |
|
|
|
|
|
|
Kerak telur | | | | | | | | |
|
|
|
Setelah melihat semuanya,terutama penjara bawah tanah yang pengap dan sempit itu, saya wajib bersyukur tak terkira. Hidup di zaman yang jauh lebih enak,setidaknya tidak lagi dijajah sama Belanda atau negara lainnya. Mengunjungi museum memberikan banyak pelajaran dan hikmah bagi kita. Akhirnya, sampai jumpa lagi di tulisan saya berikutnya, merdeka!
Menarik ya, saya saja senang kalau ke kota tua. Banyak yang bisa dipelajari di sana. Btw,lemari besar itu konon untuk menyimpan peraturan dan putusan pengadilan, karena ruangan di lemari itu adalah ruangan pengadilan :)
BalasHapuswah,sama. saya juga senang kalau ke kota tua. Bangunan-bangunan tua-nya itu mempunyai daya tarik tersendiri. Kalo museum ini yang unik adalah bagunannya. Jajanan di sana juga murah,kayak di warung di daerah perkampungan aja. hanya pecel aja yang harganya bikin kaget :P dan rasanya bikin kaget juga krn bukan cita rasa pecel. saya sebagai penyuka masakan Indonesia yang ndeso jadi gimanaaa gitu makan pecel di sana
Hapuseh napa jdi ngomongin pecel yak hehe
thanks ya sudah mampir.