Minggu, 21 April 2013

Wisata Kota Tua 2 : Museum Seni Rupa dan Keramik






Lobi museum


Ini adalah ulasan kedua untuk destinasi wisata di Kota Tua,Jakarta Barat. Kali ini saya akan menulis tentang museum Seni Rupa dan Keramik. Museum ini terleltak tidak jauh dari museum Fatahillah atau museum Sejarah Jakarta. Tulisan tentang museum Fatahillah atau Museum Sejarah ada di sini. Pastikan Anda mengunjungi museum ini jika sedang berwisata di kawasan Kota Tua.



Dari luar,bangunan ini seperti bangunan di Kota Tua pada umumnya. Sangat tinggi dan tampak kokoh. Bangunan model Belanda memang selalu tinggi maka tidak terasa panas. Beda sekali dengan bangunan saat ini,pendek dan tentunya panas. Bangunan berwarna putih ini dibangun pada tahun 1870. Mulanya, bangunan ini merupakan Lembaga Peradilan tertinggi Belanda (Raad van Justitie) . Namun, pada masa pendudukan Jepang dan masa perjuangan untuk merebut kemerdekaan Indonesia, bangunan ini dijadikan sebagai asrama militer. Setelah beralih manjadi beberapa fungsi,seperti menjadi kantor walikota, akhirnya pada tahun 1976 gedung ini diresmikan sebagai Gedung Balai Seni Rupa oleh alamarhum Soeharto yang saat itu menjabat sebagai presiden RI. Di dalam gedung yang di bagian depannya terdapat beberapa pilar kokoh ini juga terdapat museum keramik. Peresmian museum keramik dilakukan oleh gubernur Ali Sadikin pada tahun 1977. Karena terdapat museum keramik di dalamnya maka sejak tahun 1990 museum ini menjadi bernama Museum Seni Rupa dan Keramik.


Museum ini beralamat di Jl. Pos Kota 2, Kota, Jakarta Barat. Lokasinya sangat mudah dijangkau karena berdekatan dengan beberapa destinasi wisata di kawasan Kota Tua serta tidak jauh dari stasiun Jakarta Kota. Hanya saja, urusan parkir kendaraan akan kurang mengenakan karena tidak ada lahan parkir di dalamnya. Untuk motor bisa diparkir di kawasan museum Sejarah Jakarta. Untuk mobil,terpaksa parkir di pinggir jalan,tepatnya di samping museum Sejarah Jakarta atau samping bank BNI.
Untuk memasuki ruang pamer,kita harus membeli tiket di loket dekat pintu masuk ruang pamer. Harga tiket untuk dewasa Rp5000/orang dan Rp3.000 untuk anak-anak di atas 3 tahun. Sebuah harga yang terjangkau.

Koleksi Seni Rupa
ADA 9 ruang pamer koleksi seni rupa



Sesuai namanya,museum ini menyimpan koleksi senirupa dan keramik. Ruang pamer karya senirupa terpisah dengan ruang pamer keramik. Memasuki ruang pamer pertama, kita akan melihat sejarah gedung,lalu ruang selanjutnya mengenai definisi seni, dan ruang –ruang selanjutnya adalah tempat dipamerkannya lebih dari 500 karya seni rupa dari masa ke masa. Karya seni tersebut dibuat dengan berbagai teknik dan dari bahan yang berbeda,misalnya patung,sketsa, totem,batik lukis,dan lain sebagainya. Bagi penyuka lukisan tentu paham betul dengan apa yang dipamerkan di sana. Sayangnya,saya kurang mengerti dunia seni rupa jadi datar saja perasaan saya saat itu. Kita bisa melihat patung yang bercirikan klasik tradisional dari Bali, totem kayu yang magis dan simbolis karya I Wayan Tjokot dan keluarga besarnya. Totem adalah hewan atau figur alam yang secara spiritual mewakili sebuah kelompok dari orang-orang yang berhubungan seperti suku (Wikipedia Indonesia). Di museum ini juga terdapat lukisan lukisan karya Raden Saleh, Affandi, S.Sudjojono, Dullah, dan pelukis terkenal Indonesia lainnya. Semua karya seni lukis berbagai alisaran (realisme, romantis,dll) bisa kita saksikan di sini. Kalau Anda ingin melihat lukisan ‘Potret Diri’ karya Affandai atau “Bupati Cianjur” karya Raden Saleh, Anda bisa menemuinya di sini. Walaupun saya awam mengenai lukisan dan karya senirupa lainnya ,namun saya tahu itu bernilai seni tinggi apalagi dibuat oleh seniman-seniman hebat.

Tiap lantai ruangan diberi nama sesuai fungsinya

Lukisan yang beraliran surelisme

Karya seni rupa lainnya

alat membuat gerabah

Karya seni rupa yang berusia ratusan tahun



Koleksi Keramik


Mangkok Celadon,Buatan long Quan, Dinasti Ming abad 15


Kalau koleksi keramik,saya suka karena hobi saya mengumpulkan gelas, piring, dan sejenisnya hehe. Hal yang membuat takjub adalah keramik pada masa abad ke-14 dan keramik masa dinasti Ming dan Ching terdapat di sini. Betapa lama sekali usia keramik-keramik itu. Koleksi keramik di museum ini berasal dari berbagai wilayah Indonesia dan beberapa negara lainnya. Tentunya yang paling banyak adalah koleksi keramik dari Cina.







Barang-barang muatanIntan Wreck abad ke-10 yaitu berupa  alat tukar,bagian dari arca  ,pedestal/lapik, anak timbangan, hiasan pintu, pegangan pinti,cetakan stupa,fragmen cakra, bel, fragmen alat-alat logam, cermin cina dan nusantara.




Piring dan mangkuk warna sancai. 3 warna : hijau,kuning,dan cokelat. Meniru buatan Cina Dinasti Qing,KaisarKangxi,abad ke-17. Buatan Eropa dengan cap madjaphaeit,abad ke-19.
Keramik eropa




























Patung warna putih kekuningan yang dikenal dengan sebutan Blanc De Chine. Buatan De Hua,propinsi Fujian . Pada masa Dinasti Ming akhir -Dinasti Qing awal atau abad ke-17-18








Dan masih banyak koleksi keramik serta seni rupa yang sayang untuk tidak dilihat dan diamati. Jika ke Kota Tua ,sempatkan ke museum ini,ya. Sampai jumpa di tulisan saya berikutnya,ya.

3 komentar: