Museum Keprajuritan di Taman Mini
Indonesia Indah adalah salah satu museum yang unik dari segi bentuk bangunan.
Bangunan museum keprajuritan berbentuk benteng bersegi lima yang tampak sangat
kokoh dan dikelilingi perairan. Benteng
menggambarkan bagaimana prajurit Indonesia mempertahankan negara ,sedangkan
perairan menggambarkan Indonesia sebagai
negara kepulauan. Di depan pintu masuk ruangan museum sedikit kekiri terdapat 2 kapal tradisional
Indonesia yaitu Kapal Banten dan Kapal Pinisi dari Sulawesi Selatan. Keberadaan kapal ini melambangkan kekuatan
maritim negara Indonesia yang terbentang dari barat ke timur. Di sebelah kiri
bangunan museum terdapat sebuah area
yang lapang dengan rumput hijau dan pepohonan. Kita bisa rehat sejenak di area
ini dan menikmati suasana yang adem. Namun, sebelumnya jangan lupa membei tiket
masuk yang hanya seharga Rp2500,00/orang.
|
Kapal Banten dan Kapal Pinisi |
|
Pakaian Perang, Replika Meriam,dan Formasi pasukan |
Secara garis besar ,museum yang
terletak di jalur keluar bagian selatan ini menyimpan bukti dan rekaman sejarah
perjuangan bangsa Indonesia dari waktu ke waktu. Jadi, museum ini bisa disebut museum edukasi
terutama untuk anak-anak sekolah. Memasuki
ruang museum,kita harus menaiki tangga menuju lantai 2 terlebih dahulu untuk melihat
koleksi di museum ini. Di sepanjang ruangan lantai kedua yang remang-remang ini,
terdapat banyak diorama yang menggambarkan perlawanan pejuang-pejuang Indonesia
melawan penjajah,. Selain itu ada patung yang memeragakan pakaian perang
tiap-tiap wilayah di negara Indonesia. Tiruan senjata seperti meriam,
panji-panji dalam peperangan dan bahkan formasi dalam melawan tentara
Belanda,seperti formasi garuda ,semua dapat kita saksikan di sini.
|
Panji-Panji |
|
Tiruan Meriam |
|
Formasi Perang Garuda Wyuha |
|
Meriam di bagian atas |
Karena bangunan ini berbentuk
benteng maka kita bisa menuju atap yang
datar dan luas. Terdapat beberapa tiruan meriam di sana. Dari atas benteng ini
kita bisa melihat ke bawah lebih leluasa. Namun yang saya amati,bangunan seluas
7.545 m2 tampak kurang maksimal penggunaannya. Banyak sekali ruang kosong di
bagian atap dibiarkan kotor dan kumuh. Bahkan di ruamg pamer koleksi pun tidak
terkesan bersih seperti museum Indonesia atau museum Purna Bhakti pertiwi.
|
Patuh pahlawan mengelilingi panggung |
Di tengah-tengah halaman,terdapat
sebuah panggung untuk keperluan menyelenggarakan berbagai acara seperti pentas
seni. Panggung tersebut dikelilingi 23 patung pahlawan yang terbuat dari
perunggu,seperti Pangeran Diponegoro, patimura, Cut Nyak Dien, Gajah Mada, Nyi
Ageng Serang,dan lain sebagainya.
Kita berharap semoga museum
keprajuritan dirawat sebaik-baiknya dan kita sebagai pengunjung bisa menjaga
atau menahan diri untuk tidak mencorat coret bagian atap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar