Bismillahirraahmaaanirrahiim
Tulisan ini pernaah diterbitkan di terminal mojok
https://mojok.co/terminal/gunung-pegat-karangasem/
Gunung pegat ini pernah sayaa tulis di blog ini tetaapi saat itu belum menjadi destinasi wisata. Tulisannya di sini Gunungg Pegat
Di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, ada sebuah desa yang bernama desa Karangasem. Di desa yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani ini terdapat perbukitan yang oleh warga sekitar dinamai Gunung Pegat. Dinamakan Gunung Pegat karena konon dulunya perbukitan ini menyatu dengan perbukitan di sebelahnya namun, karena satu dan lain hal (mungkin sudah tidak ada kecocokan lagi hehe), perbukitan tersebut menjadi terpisah. Pegat dalam bahasa Jawa artinya cerai atau berpisah.
Sebelumnya, perbukitan yang banyak ditanami pohon jati ini kesehariannya hanya dimanfaatkan untuk menggembala hewan ternak dan saya dulu salah satu anak yang angon kambing di situ guys hehe. Angon sambil cari buah liar di hutan, seperti branjangan, ceplukan, atau jambu mete. Branjangan dikenal sebagai nama burung tetapi memang ada buah liar yang dinamai branjangan. Kalau dilihat dari bentuknya, sepertinya masih sekeluarga dengan markisa, hanya saja bentuknya kecil dan kulitnya tidak sekeras markisa.
Gunung Pegat Karangasem dulu tidak dikenal oleh khalayak ramai dari luar desa Karangasem itu sendiri, mungkin tidak pula tercatat di peta. Namun, sejak diubah menjadi destinasi wisata alam, nama Gunung Pegat Karangasem kian banyak dikenal orang bahkan hingga luar provinsi Jawa Tengah, lho.
Saya yang tinggal di peraantauan sejak 20-an tahun silam selama ini hanya mendengar dari orang tua atau saudara yang mengatakan bahwa pengunjung wasata alam Gunung Pegat Karangasem banyak yang berasal dari luar wilayah desa Karangasem bahkan dari luar provinsi Jawa Tengah. Suatu hari saya berkesmpatan mengunjungi wisata alam yang dulu menjadi tempat saya kecil angon kambing ini. Saat itu hari Minggu, pengunjung ramai sejak pagi dan memang benar, ada beberapa kendaraan yang plat nomornya bukan dari Jawa Tengah. Wah, keren!.
Sebagai destinasi wisata alam yang masih baru, wajar ada euforia di masyarakat hingga pengunjung selalu ramai terutama di akhir pekan. Namun, menurut saya ada beberapa poin yang menjadi daya tarik wisata alam Gunung Pegat Karangasem ini. Poin-poin tersebut manjadi alasan logis bagi calon pengunjung yang ingin berwisata alam di Gunung Pegat Karangasem jadi tidak hanya karena euforia saja. Setidaknya ada 4 poin yang saya amati yang menjadi daya tarik wisata alam Gunung Pegat.
#1. HTM ramah di kantong
HTM Wisata Alam Gunung Pegat Karangasem yang dikelola oleh pemerintah desa Karangasem lewat BUMDES ini terhitung murah. Sebagai tambahan informasi, BUMDES merupakan kependekan dari Badan Usaha Milik Desa. Untuk orang dewasa saja, kita hanya perlu mengeluarkan Rp5.000/orang, sedangkan untuk anak-anak hanya Rp1000,00/anak. Untuk parkir kendaraan pun relatif murah, yaitu untuk mobil hanya Rp5.000,00/mobil. Nah, dengan tarif masuk yang sangat murah tersebut, kita tidqk perlu menyiapkan budjet yang besar untuk mengunjungi destinasi wisata alam yang belum lama dibangun ini.
#2. Pemandangan indah, bikin adem
Karena wisata alam Gunung Pegat Karangasem ini berupa perbukitan, maka letaknya lebih tinggi yang bawahnya dikelilingi area persawahan yang luas. Sejauh mata memandang, hanya area persawahan yang menghijau bila di musim tanam dan menguning bila masa panen telah tiba. Area persawahan tersebut tidak mengandalkan air hujan belaka melainkan sudah ada sistem irigasi sejak saya masih kecil maka petani bisa menanam padi sepanjang tahun.
Karena dikelilingi area persawahan luas yang bisa dilihat dari atas bukit, maka tercipta suatu keindahan alam yang bikin mata dan hati menjadi adem. Hal ini sangat cocok untuk refresing bagi kita yang biasa tinggal di kawasan perkotaan dengan aktivitas yang padat sepanjang hari. Berbagai spot foto kekinian yang instagrambale juga disediakan untuk memanjakan pengunjung
#3. Fasilitas lengkap
Meski terhitung masih baru dan terletak di pedesaan, namun fasilitas yang tersedia cukup lengkap. Toilet yang merupakan fasilitas penting pun ada beberapa titik. Jadi, meski pengunjung sedang ramai, antrian di toilet tidak begitu panjang. Selain itu, air yang tersedia juga cukup melimpah meski lokasi wisata alam ini di perbukitan. Fasilitas lain yang tersedia adalah saung untuk istirahat, arena permainan anak, lahan parkir yang cukup luas, pasar kecil yang menjual berbagai kebutuhan pengunjung, seperti makanan, minuman, suvenir, fashion, dan lain-lain.
Pasar kecil yang dinamakan Pasar Kuliner GP ini membuatku bernostalgia dengan makanan ketika kecil karena kutemui di sana ada yang menjual pecel dan lentho hehe. Pedagang pasar ini merupakan penduduk sekitar jadi kalau berwisata ke Gunung Pegat Karangasem artinya kita membantu perkekonomian mereka. Semakin banyak pengunjung, maka semakin besar potensi pendapatan mereka meningkat. Dengan demikian perekenomian mereka akan terbantu.
Oh iya, ada camping ground juga, lho. Menurutku, sih ini keren banget. Buat kamu yang suka berkemah atau kemping bersama teman-teman di akhir pekan, camping ground ini cukup luas ini bisa jadi pilihan. Meski di perbukitan letak camping ground di tempat yang datar jadi sangat nyaman untuk mendirikan tenda.
#4. Mudah diakses
Letaknya yang tidak begitu jauh dari pemukiman penduduk, membuat wisata alam Gunung Pegat Karangasem ini mudah dijangkau. Berbagai jenis kendaraan bisa digunakan untuk menjangkau tempat wisata yang selalu ramai di akhir pekan ini, seperti sepeda, sepeda motor, dan mobil. Untuk kendaraan umum yang bisa menjangkau kawasan wisata alam ini hanya ojek atau taksi online.
Bagi kamu yang berlokasi di Jawa Tengah, cobalah mengunjungi destinasi wisata alam yang terhitung new comer di provinsi Jawa Tengah ini. Jangan lupa untuk melarisi dagangan penduduk setempat yang terhimpun di Pasar Kuliner GP. Selamat piknik!
Aloooo salam kenal kak. Ada Instagram tdk
BalasHapus