Minggu, 31 Desember 2017

Explore Jonggol Part 3 : Danau Rawa Gede

Bismillahirrahnirrahiim

Danau Rawa Gede ini menjadi bukti lagi bahwa kita gak boleh memandang sebelah mata terhadap kota Jonggol. Kali ini kita meneruskan explore obyek wisata alam di Jonggol. Oh ya bisa juga disebut telaga ya tapi saya memilih danau saja hehe. Setelah sebelumnya kita kemping di curug cipamingkis dan  Curug Ciherang. Saya memang berniat mengkhatamkan explore di kota Jonggol ini karena obyek wisata alamnya memang benar benar cantik,Masya Allah.

Danau selebar 1 ha ini terletak di desa Sirnajaya kecamatan Sukamakmur. Ternyata Sukamakmur ini wilayah kecamatan yang merupakan pemekaran dari kecamatan Jonggol. Namun sudah lekat,ya kalau danau yang indah luar biasa ini identuk dengan Jonggol. Apapun lah,yang pasti danau Rawa Gede layak direncanakan menjadi tujuan tempat wisata alam .Di Sukamakmur ini memang banyak sekali tempat wisata alam yang masih alamai,bahkan curug Cipamingkis dan curug Ciherang pun masuk wilayah Sukamakmur.


masuk dari tanda ini 
Akses
Akses menuju Rawa Gede tentu sama sulitnya dengan akses menuju cipamingkis dan ciherang karena jalurnya memang sama hehe. Untuk kondisi akses ya bisa di baca di link tersebut,ya. Hal yang perlu saya ulang, pastikan kendaraan dalam kondisi bagus,sebaiknya diservis terlebih dahulu sebelum dipakai untuk melintas di kawasan wisata alam di kecamatan Sukamantri ini. Skill driver juga harus mumpuni dan prefer laki laki,deh sepertinya. Kembali ke hal mengenai akses, jadi gerbang masuk danau rawa Gede ini terletak sebelum pertigaan Jonggol di mana kalau ke kanan ke curug Ciherang, ke kiri ke curug Cipamingkis. Tidak jauh sebelum dari pertigaan tersebut terdapat plang petunjuk di sebelah kanan yang berwarna hijau. Plang hijau ya ,bukan yang putih karena ada plang, pertama berwarna putih dengan tulisan merah, kedua plang hijau dengan tulisan putih. Masuklah dari plang berwarna hijau karena arah yang ditunjuk oleh plang putuh tersebut sangat tricky dan seperti untuk mobil biasa tidak bisa. Saya lihat motor pun tidak ada yang melintas. Kami sempat masuk akses tersebut tapi selain sepi juga jalannya gak memungkinkan. Untuk ada pencari rumput jadi saya bisa menggali informasi dari beliau.

jangan lewat petunjuk ini terutama bila
membawa
mobil
Setelah masuk dari plang berwarna hijau, aksesnya ternyata tricky juga karena jalan hanya muat 1 mobil dengan tanjakan dan kelokan yang menggunjang adrenalin. Beberapa kali bemper mobil harus membentur jalanan berbatu,sempit,menanjak ,dan berkelok. Terkadang ada jalan bercabang, lebih baik turun dan sempatkan bertanya ke penduduk sekitar karena tidak ada sinyal sehingga google map atau waze kita mati seperti gak berguna hehe. Jadi kalau wisata alam ke Jonggol ini memang tidak ada sinyal hp,ya.Operator manapun tidak bisa digunakan di sini jadi selesaikan urusan kita melalui handphone sebelum memasuki wilayah Jonggol. Warga sana bila ingin berkomunikasi harus turun ke bawah dulu.

Perjalanan menegangkan tersebut terbayar dengan keindahan yang disuguhkan oleh Danau Rawa Gede . Sebelum memasukinya,kita akan melewati pos penjagaan. Di pos tersebut kita harus membayar biaya masuk. Biaya mobil Rp10.000,00, biaya perorang Rp.10.000,00. Anak kecil seperti Haifa,free. Bila ingin kemping maka dikenakan biaya tambahan yaitu biaya sewa lahan untuk tenda Rp10.000,00 dan biaya perorang Rp7.000,00. Total saat itu 71.000 tapi kami hanya diminta membayar 70.000 . Harga yang sangat murah,ya.
saat sunrise
Fasilitas
Setelah memasuki pos pembayaran,kita akan diarahkan ke tempat parkir. Bila ingin kemping, parkir akan diarahkan ke dekat danau. Memang lahan parkirnya tidak terlalu luas,sih tetapi saat itu yang kemping hanya kami saja karena hari masih siang. Orang orang bila ingin kemping datangnya malam, kata petugas yang dengan ramah memberikan informasi yang kita minta. Benar saja,saat kami tidur tengah malam,datang beberapa orang yang hendak kemping.

Lokasi kemping ground ada di pinggir sekitar danau. Kita bisa memilih sendiri selama masih kosong. Saat itu kami memilih dekat pohon pinus, namun jadi terlalu jauh dengan MCK hehe. Soalnya saat itu datang siang dan panas jadi kami milih yang jauh dari keramaian dan agak adem. Kalau punya anak kecil,lebih baik memilih yang dekat MCK. MCK ini disediakan oleh warung warung di sekitar danau. MCK yang manusiawi letaknya di dekat parkiran atau warung yang dekat pintu keluar parkiran (paling ujung ) di warug satu lagi tidak ada WC jadi hanya bisa untuk BAK . Lokasinya pun menyatu dengan dapur dan tutupnya hanya kain spanduk yang kotor,kucel,dan bau . Jadi kayak toilet pribadi tapi boleh dipakai pengunjung.

Oh iya, pengelola tidak menyediakan sewa tenda ya jadi kita harus membawa sendiri atau menyewa di kota tempat kita tinggal.

Bila hanya ingin menikmati keindahkan danau, kita bisa berkeliling dengan jalan kaki atau dengan perahu motor. Kami juga menyewa perahu ketika menuju lokasi kemping karena barang kami banyak sekali. Menurut yang kami dengar,tarif naik perahu 50.000 tapi kami saat itu saya dikenakan 20.000 karena hanya menyeberang saja,tidak berkeliling.

perahu untuk keliling danau
Di pinggiran danau, ditanami bunga bunga yang saat itu sedang bermekaran. Saat kami di sana, air mancur di pinggir danau sedang dibangun, taman-taman baru sedang dibangun. Bila tamannya sudah jadi,pasti akan menambah keindahan danau. Danau luas bersih,dikelilingi taman bunga dan hutan,indah sekali pastinya. Terdapat taman berbentuk hati. Bila ingin berfoto di dalamnya dikenakan tarif 2000/ orang.

Add caption
Terdapat curug kecil di dekat danau. Menurutku itu terusan dari curug Cidulang yang bisa diakses melalui hutan di dekat danau. Tapi akses ke curug Cidulang melalui hutan rimbun ini begitu mengerikan, menanjak dan jalannya hanya setapak kecil,kanan kita tanaman rapat sekali jadi kami turun lagi ketika sudah menanjak hehe. Curug kecil ini sejak dan lumayan indah. Di bawahnya dibangun semacam kolam yang bila kita ingin mandi atau berenang dikenakan tarif 2000/orang.

Curug
Di sekitar danau Rawa Gede terdapat 2 curug yaitu curug Cibeureum dan Curug Cidulang. Curug Cidulang adalah curug yang gagal kami sambangi saat itu karena aksesnya yang seram. Menurut informasi yang saya dapat, Curug Cidulang bisa di akses melalu hutan yang di atas danau. Kami mencoba akses tersebut dan memutuskan untuk membatalkan karena kondisi jalannya yang hanya setapak kecil dengan kanan kiri rumput yang rapat. Akhirnya kami melalui jalur biasa namun tetap gagal ke curug Cidulang karena terlalu jauh. Kami memilih ke Curug Cibeureum yang lokasinya selain jauh juga aksesnya yang bikin nafas tersengal karena menanjak tapi jalurnya jalur biasa atau jalan utama yang dilewati warga jadi tidak horor,ya. Sebenarnya bisa membawa kendaraan meski harus berhenti beberapa ratus meter dari curug namun kalau mobil APV sayang bamper mobilnya karena kondisi jalan berbatu, menanjak ,dan berkelok jadi lebih baik jalan kaki. Tapi kalau membawa motor,bisa kok meski sama saja harus berhenti dan parkir beberapa ratus meter dari curug dan dilanjutkan dengan jalan kaki.

Curug ini sangat tinggi dan relatif masih sepi. Debit air kecil sekali bila tidak sering hujan. Saat kami ke sana debit air tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil hehe. Menurut informasi dari tukang parkir memang lebih besar curug Cidulang. Insya Allah next trip,ya . Di kecamatan Sukamakmur memang banyak sekali curug.

semoga bermanfaat. 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar