Selasa, 13 November 2012

Lomba Blog HUT Bank Mandiri



Lahan Bermain Untuk Anak-Anak Indonesia yang Mandiri


Sekumpulan anak-anak bermain sepakbola di gang-gang sempit  atau di tengah jalan di kawasan padat penduduk di kota besar seperti Jakarta adalah hal yang biasa. Seringkali mereka mendapat caci maki beberapa orang dewasa yang merasa terganggu dengan teriakan mereka ketika memainkan si kulit bundar.  Mereka lari terbirit-birit namun ketika kondisi sudah ‘aman’ kembali mereka akan bermain lagi. Hal ini berulang-ulang dan hampir setiap hari. Mungkin anak-anak tersebut memang bersalah karena bermain sepakbola tidak pada tempatnya. Namun, mereka hanyalah anak-anak yang sedang menikmati masanya untuk bermain-main.  Mereka hanya ingin bahagia melalu bermain . Saya rasa kita tidak boleh menganggap sepele mengenai bermain bagi anak-anak. Bermain adalah adalah kebutuhan bagi anak-anak. Dengan bermain,anak belajar bersosialisasi , mandiri, mengendalikan emosi, mengenal banyak orang, menyimbangkan otak kanan dan kiri, dan beradaptasi dengan lingkungan melalui bermain. Bisa diibaratkan bermain merupakan gizi bagi perkembangan fisik dan psikis banak-anak. Jadi sudah dapat ditebak mengenai apa yang akan terjadi jika mereka tidak bermain.  Tentunya fisik dan psikis mereka tidak berkembang secara normal karena kekurangan gizi.
Dahulu, ketika masih menjadi seorang guru,saya seringkali mengajak anak didik saya bermain sepakbolak di sebuah lahan kosong yang luas.Tampak keceriaan dan kebahagiaan tampak pada mereka ketika sedang bermain. Namun sayang sekali kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama karena tiba-tiba saja berdiri pagar-pagar yang mengitari lahan luas tersebut. Tidak lama kemudian,berdiri sebuah apartemen mewah. Anak-anak pun kehilangan tempat bermain sepakbola dan yang mereka lakukan selanjutnya adalah memanfaatkan gang sempit dan jalanan dekat rumah mereka untuk bermain. Konsekuensi yang harus mereka tanggung adalah mereka dimarahi, dicaci, dan bahkan tertabrak motor atau mobil .
Maka menjadi keharusan bagi pemerintah untuk menyediakan tempat bermain yang memadai bagi anak-anak. Tempat ini harus terjangkau bagi semua kalangan dan dalam jumlah yang memadai. Memang ada taman bermain tapi jumlahnya sangat sedikit dan hanya di kawasan tertentu sehingga hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu. Sebuah lahan bermain yang luas di setiap lingkungan RT bisa dijadikan alternatif dalam menyediakan sarana tempat bermain bagi generasi penerus bangsa ini. Lahan bermain ini dilengkapi dengan fasilitas umum dan fasilitas khusus yang terjaga kebersihannya,misalnya toilet dan musholla. Tidak lupa disediakan tempat sampah dengan jumlah yang memadai. Masyarakat dan bahkan anak-anak sendiri dihimbau untuk bersama-sama menjaga lahan bermain tersebut karena ini untuk kepentingan mereka. Misalnya anak-anak dihimbau untuk membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan toilet,dan lain sebagainya. Di sini anak-anak dapat diajarkan menjaga kebersihan,bijak terhadap lingkungan dan sikap peduli.  Pengelolaan lahan bermain dikoordinir oleh ketua RT setempat. Koordinator dapat membuat aturan tertulis mengenai pemakaian lahan. Sanksi mendidik dapat diberlakukan untuk anak-anak yang melanggar aturan namun setelah upaya pendekatan secara persuasif tidak berhasil.
Saya yakin pemerintah sangat bisa mengusahakan hal ini. Lebih baik menciptakan lahan bermain untuk anak-anak daripada membangun mall karena kota besar seperti Jakarta sudah kebanyakan mall menurut saya. Semoga pemerintah kita bisa bijak dalam membuat kebijakan mengenai bagaimana membangun karakter,mental dan fisik generasi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa yang mandiri. Dan semoga kita bisa sukarela bahu membahu dengan pemerintah untuk mewujudkan hal ini. 



"Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari http://www.bankmandiri.co.id dalam rangka memperingati HUT Bank Mandiri ke-14. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.“ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar