Sabtu, 20 Oktober 2018

Kemping di Taman Nasional Gunung Halimun Salak


Bismillahirrahmaanirrahiim

Sukabumi mirip dengan Bogor ,banyak camping ground dan curug. Bedanya,kalau akses ke Sukabumi hanya beberapa titik terjadi kemacetan yaitu di Ciawi dan wilayah pasar meski kalau lagi parah,lumayan lama juga stag-nya. Bila berangkat lebih pagi maka akan terhindar kemacetan yang parah.

DI Blog ini sudah ada beberapa review camping ground di Sukabumi,lho,ya. Jadi silahkan dicari cari. Kali ini kami explore Sukabumi lagi . Awalnya,sih ke camping ground yang dikelola swasta tapi kami bawa tenda dan makan sendiri,artinya hanya membayar tempat. Tetapi perjalanan ke camping ground tersebut nyasar dan justru mengantarkan kami ke camping ground yang di kelola pemerintah yaitu camping ground Taman Nasional Halimun Salak . Letak Taman Nasional terluas di Pulau Jawa ini saling bedekatan dengan beberapa camping ground yang di kelola swasta.

Keunikan dari Taman Nasional yang dikelola oleh Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) ini terletak di 2 provinsi yaitu Jawa Barat dan Banten ,serta terletak di 3 kabupaten yaitu Bogor,Sukabumi, Lebak. Itulah kenapa TNGH yang sebelumnya dikelola oleh Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ini menjadi taman nasional terluas. Konon, TNGHS yang merupakan kawasan konversi seluas 113.357 ini merupakan surga bagi para peneliti dan penikmat wisata alam. Wisata alam yang kami nikmati saat itu adalah camping ground dan curug.

Camping groundnya sangat luas ada 3 blok menurut keterangan yang saya dapat. Curug pun ada beberapa di sekitar camping ground yang kami pilih. Saat itu kami masuk dari Sukabumi ,ya. Menurut info yang saya baca memang ada beberapa pintu masuk mengingat TNGHS ini masuk wilayah administrasi 3 kabupaten. Camping groundnya luas, bersih,rindang,dan sejuk di bawah pohon pohon besar . Anak anak sangat menyukai camping ground ini , mereka bisa bebas berlarian ke sana kemari karena arenya sangat luas dan relatif aman. Begitu memasuki gerbang taman, kita bisa mencari informasi sedetail mungkin di pos penjagaan atau pusat informasi . Saya awalnya buta sama sekali dengan kawasan ini namun petugas ramah menjelaskan.

MCK lumayan memadai
Lokasi dan Akses
Menurut yang saya baca TNGHS ini berlokasi di jalan raya cipanas ,kebandungan,sukabumi. Di maps sudah ada titil koordinatanya jadi mudah untuk mencarinya,ya.
Kalau dari Jakarta dan Depok tentu melewati tol jagorawi,pilih yang ke arah Sukabumi lalu keluar di pintu tol Ciawi dilanjut ke arah parung kuda,selanjutnya nama nama daerahnya tidak begitu hapal. Lebih baik gunakan maps saja,ya hehe. Tidak rumit rutenya tapi memang ada bagian kita harus melewati jalan yang sempit dan bercabang,hati hati salah arah karena operator yang bisa aktif di daerah sana seringnya hanya XL dan smartfriend.












pintu masuk bersebelahan dengan Batu Tapak
Tiket
Tiket masuk cukup murah. Bagi yang hanya ingin berjalan jalan tanpa kemping di tiket tertulis tarifnya rp5000 dan asuransi 2000,di luar parkir kendaraan ya. Untuk yang ingin kemping saat itu dikenakan 19.000/ orang sudah termasuk asuransi dan parkir mobil Rp10.000/ mobil. Itu tarif untuk satu malam, bisa dibilang 2 hari 1 malam. Cukup murah,kan dibandingkan dengan camping ground yang di kelola swasta hehe.

Fasilitas
Fasilitas standar,sih tapi memang camping groundnya ini ramah anak jadi cocok untuk family camp yang masih punya balita sekalipun. Toilet lumayan,ya tetapi kalau untuk mushola di blok saya kemping belum menemukan tapi sholat di samping tenda juga tidak masalah,sih .














Curug
Di sekitar TNGHS ini terdapat banyak curug,hanya saja lokasinya memang relatif jauh dari kemping ground. Saat itu curug yang paling dekat tenda kami saja yang kami kunjungi. Jaraknya relatif jauh dengan trek lumayan tricky. Kanan kiri jalan setapak merupakan hutan lebat. Sampai di lokasi pun,kita akan dikejutkan dengan kondisi curug yang seperti baru saja kena banjir bandang dan longsor. Banyak bagian curug yang ambrol, pohon pohon tumbang hampir menutup sungai di bawah curug meski bisa dijadikan jembatan untuk menyebrang . Kain warna warni yang terbawa hanyut air bah berada di sekitar curug. Jalannya sangat licin dan terjal,sebagian tanah yang kita pijak pun bisa tiba tiba ambrol. Hindari mengunjungi curug di sore hari atau ketika hujan,sangat berbahaya. Air curug di sekitar TNGHS memang terkenal sangat dingin bahkan di siang hari sekalipun. Namun sayang sekali, kami tidak menemukan papan nama curug.






Di sebelah curug yang kami kunjungi ada jalan setapak dengan pambatas. Menurut informasi yang kami dapat, jalan setapak yang menanjak tersebut merupakan jalan menuju curug selanjutnya. Namun kami enggan untuk melanjutnya ke curug selanjutnya mengingat anak-anak sudah sangat kedinginan dan lokasi yang sangat jauh. Selama di curug sebaiknya jaga sikap, jangan membuang sampah sembarangan, perhatikan keselamatan diri.
Bekas Longsor


Untuk informasi lain yang sekiranya belum kami tulis,bisa didapat dengan cara browsing ya. Banyak sekali informasi mengenai TNGHS ini. Semoga tulisan ini bermanfaat.








kanan kiri hutan lebat.Sejuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar