Bismillahirrahmaanirrahiim
Sukabumi mirip
dengan Bogor ,banyak camping ground dan curug. Bedanya,kalau akses ke
Sukabumi hanya beberapa titik terjadi kemacetan yaitu di Ciawi dan
wilayah pasar meski kalau lagi parah,lumayan lama juga stag-nya. Bila
berangkat lebih pagi maka akan terhindar kemacetan yang parah.
DI Blog ini sudah
ada beberapa review camping ground di Sukabumi,lho,ya. Jadi silahkan
dicari cari. Kali ini kami explore Sukabumi lagi . Awalnya,sih ke
camping ground yang dikelola swasta tapi kami bawa tenda dan makan
sendiri,artinya hanya membayar tempat. Tetapi perjalanan ke camping
ground tersebut nyasar dan justru mengantarkan kami ke camping ground
yang di kelola pemerintah yaitu camping ground Taman Nasional Halimun
Salak . Letak Taman Nasional terluas di Pulau Jawa ini saling
bedekatan dengan beberapa camping ground yang di kelola swasta.
Keunikan dari Taman
Nasional yang dikelola oleh Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) ini
terletak di 2 provinsi yaitu Jawa Barat dan Banten ,serta terletak di
3 kabupaten yaitu Bogor,Sukabumi, Lebak. Itulah kenapa TNGH yang
sebelumnya dikelola oleh Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ini
menjadi taman nasional terluas. Konon, TNGHS yang merupakan kawasan
konversi seluas 113.357 ini merupakan surga bagi para peneliti dan
penikmat wisata alam. Wisata alam yang kami nikmati saat itu adalah
camping ground dan curug.
Camping groundnya
sangat luas ada 3 blok menurut keterangan yang saya dapat. Curug pun
ada beberapa di sekitar camping ground yang kami pilih. Saat itu kami
masuk dari Sukabumi ,ya. Menurut info yang saya baca memang ada
beberapa pintu masuk mengingat TNGHS ini masuk wilayah administrasi 3
kabupaten. Camping groundnya luas, bersih,rindang,dan sejuk di bawah
pohon pohon besar . Anak anak sangat menyukai camping ground ini ,
mereka bisa bebas berlarian ke sana kemari karena arenya sangat luas
dan relatif aman. Begitu memasuki gerbang taman, kita bisa mencari
informasi sedetail mungkin di pos penjagaan atau pusat informasi .
Saya awalnya buta sama sekali dengan kawasan ini namun petugas ramah
menjelaskan.
MCK lumayan memadai |
Lokasi dan Akses
Menurut yang saya
baca TNGHS ini berlokasi di jalan
raya cipanas ,kebandungan,sukabumi. Di maps sudah ada titil
koordinatanya jadi mudah untuk mencarinya,ya.
Kalau dari Jakarta
dan Depok tentu melewati tol jagorawi,pilih yang ke arah Sukabumi
lalu keluar di pintu tol Ciawi dilanjut ke arah parung
kuda,selanjutnya nama nama daerahnya tidak begitu hapal. Lebih baik
gunakan maps saja,ya hehe. Tidak rumit rutenya tapi memang ada bagian
kita harus melewati jalan yang sempit dan bercabang,hati hati salah
arah karena operator yang bisa aktif di daerah sana seringnya hanya
XL dan smartfriend.
pintu masuk bersebelahan dengan Batu Tapak |
Tiket
Tiket masuk cukup
murah. Bagi yang hanya ingin berjalan jalan tanpa kemping di tiket
tertulis tarifnya rp5000 dan asuransi 2000,di luar parkir kendaraan
ya. Untuk yang ingin kemping saat itu dikenakan 19.000/ orang sudah
termasuk asuransi dan parkir mobil Rp10.000/ mobil. Itu tarif untuk
satu malam, bisa dibilang 2 hari 1 malam. Cukup murah,kan
dibandingkan dengan camping ground yang di kelola swasta hehe.
Fasilitas
Fasilitas
standar,sih tapi memang camping groundnya ini ramah anak jadi cocok
untuk family camp yang masih punya balita sekalipun. Toilet
lumayan,ya tetapi kalau untuk mushola di blok saya kemping belum
menemukan tapi sholat di samping tenda juga tidak masalah,sih .
Curug
Di sekitar TNGHS ini
terdapat banyak curug,hanya saja lokasinya memang relatif jauh dari
kemping ground. Saat itu curug yang paling dekat tenda kami saja yang
kami kunjungi. Jaraknya relatif jauh dengan trek lumayan tricky.
Kanan kiri jalan setapak merupakan hutan lebat. Sampai di lokasi
pun,kita akan dikejutkan dengan kondisi curug yang seperti baru saja
kena banjir bandang dan longsor. Banyak bagian curug yang ambrol,
pohon pohon tumbang hampir menutup sungai di bawah curug meski bisa
dijadikan jembatan untuk menyebrang . Kain warna warni yang terbawa
hanyut air bah berada di sekitar curug. Jalannya sangat licin dan
terjal,sebagian tanah yang kita pijak pun bisa tiba tiba ambrol.
Hindari mengunjungi curug di sore hari atau ketika hujan,sangat
berbahaya. Air curug di sekitar TNGHS memang terkenal sangat dingin
bahkan di siang hari sekalipun. Namun sayang sekali, kami tidak
menemukan papan nama curug.
Di sebelah curug yang kami kunjungi ada jalan setapak dengan pambatas. Menurut informasi yang kami dapat, jalan setapak yang menanjak tersebut merupakan jalan menuju curug selanjutnya. Namun kami enggan untuk melanjutnya ke curug selanjutnya mengingat anak-anak sudah sangat kedinginan dan lokasi yang sangat jauh. Selama di curug sebaiknya jaga sikap, jangan membuang sampah sembarangan, perhatikan keselamatan diri.
Bekas Longsor |
Untuk informasi lain
yang sekiranya belum kami tulis,bisa didapat dengan cara browsing ya.
Banyak sekali informasi mengenai TNGHS ini. Semoga tulisan ini
bermanfaat.
kanan kiri hutan lebat.Sejuk. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar