Iseng-iseng ah nulis beginian :
gambar dari gobestway.com |
Dunia ecommers
semakin menarik dengan munculnya pilihan berjualan di marketplace.
Sepanjang pengamatan saya, konsep toko online dengan website yang
telah lebih dulu meramaikan hiruk pikuk pasar online, tak lebih dari
sebuah katalog online. Orang-orang kita sepertinya enggan berbelanja
online dengan metode “masukan ke keranjang belanja”. Tetap saja
calon konsumen tersebut menghubungi penjual via sms,wa,bb atau
lainnya dan clossingnya justru bukan di website tapi di sms, wa, bb,
dan sejenisnya itu hehe. Apapun, bagi saya website tetap perlu
dipunya oleh pelaku ecommers meskipun saya belum punya lagi. Dulu
sempat punya memang tapi karena kurasa mubadzir jadi saya off -kan.
Namun Saya melihat fungsi lain sebuah website maka saya ingin punya
lagi tapi nanti kalau ada uang nganggur hehe. Oke,kembali ke soal
marketplace. Apa,sih marketplace itu? Ya gampangnya pasar
gitulah,cuman ini online. Pasar itu apa? Menurut pelajaran ekonomi,
pasar itu tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan
transaksi (pasti yang terbayang adalah gambar penjual memberikan
barang ke pembeli,lalu pembeli memberikan uang ke penjual, ya ,kan?
Hehe) .Nha marketplace juga seperti itu cuman ini online ya.
Sebagaimana pasar, marketplace juga dihuni (halah) oleh banyak
penjual dan didatangi jga oleh banyak pembeli dan calon pembeli.
Meski ngoboi bahasanya tapi paham,kan apa yang dimaksud marketplace?
Siapa Saja yang
Boleh Jualan di Marketplace?
Siapa saja
boleh,kok. Mau anak petani, anak tukang becak,sampai anak presiden
juga boleh. Mau orang Jawa, Sunda, atau orang dari negeri antah
berantah juga boleh. Umur berapa saja boleh. Muka cakep,muka biasa
saja boleh. Cowok,cewek,bencong boleh. Pokoke kareplah,mau jualan ya
jualan saja.
Bagaimana,sih
caranya?
Datanglah ke
marketplace dan pelajari bagaimana cara mendaftar,bagaimana cara
membuka toko. Eh, iya, contoh marketplace itu apa saja? Ni ya :
tokopedia.com, bukalapak.com, lazada.co.id, dan lain-lain . Nha
pilih saja,deh mana yang disuka dan dicinta . Biasanya di halaman
utama website mereka tertulis dengan jelas bagaimana cara daftar dan
lainnya.
Karena saya jualan di tokopedia maka ini saya kasih contoh
di tokopedia ya
Harus punya email
dan no telpon,ya. Pasti ada kan kalau cuman email dan no telepon.
Buka website :
tokopedia.com .maka akan tampil halaman seperti ini. Bisa klik daftar
di kanan atas itu. Nha kalau cara ini artinya kita bikin akun, belum
bikin toko. Kalau akun sudah jadi, biasanya ada link aktivasi yang
masuk ke email. Klik saja link yang diberikan di email. Sampai di
situ ,akun kita sudah
aktif. Nanti Kalau akun sudah aktif, akan
muncul tulisan, anda belum punya toko lalu ada pilihan buka toko.
Klik saja dan isi dengan benar,ya terutama alamat dan kode pos
soalnya itu berpengaruh banget sama besaran ongkir yang dihitung oleh
sistem bila nanti toko sudah mulai berjualan. Kalau toko sudah
jadi,nanti ada menu menu seperti menu tambah produk artinya itu
untuk aplot produk yang dijual. Menu-menu lain bisa dipelajari,
sangat simple kok.
Nha Kalau setelah
buka tokopedia.com lalu kita skrol ke bawah maka ada tampilan seperti
ini. Klik saja Buka Toko Gratis maka akan langsung masuk ke halaman
di mana kita bisa daftar untuk bikin toko.
Mudah,kan?
Selanjutnya tinggal
di upload saja barang-barang yang mau dijual.. Beri keterangan
detail, bahan, dimensi, halal atau gak, dsb dsb pokoknya semakin
detail semakin memudahkan kita berjualan dan memudahkan pembeli untuk
memutuskan membeli. Kalau tidak detail,bisanya pembeli akan
menghubungi kita lewat japri atau lewat diskusi produk. Setiap produk
disediakan wadah bagi pembeli untuk bertanya.
Setiap marketplace
punya cara, prosedur atau sistem tersendiri,ya jadi jangan dianggap
semua marketpace seperti itu cara daftar dan buka tokonya. Untuk
lebih jelasnya silahkan datangi masing-masing marketplace dan
pelajari. Ingat,ya P E L A J A R I ,hehe.
Sharing aja ah..
Saya dulu daftar di
tokopedia hanya menjadi pembeli sampai waktu yang cukup lama. Hingga
saya coba jualan tapi apalah,barang saya ini kebanyakan yang
murah-murah,mana laku ? Barang yang bagus-bagus kayaknya gak mampu
bersaing harga,deh. Di sana persaingan harga sungguh sadis. Akhirnya
dengan ogah-ogahan saya upload barang yang bermerek. Sebulan belum
tentu satu yang beli hehe. Apalagi dilihat dari segi harga saya kalah
banget soalnya banyak yang jual murah. Hingga suatu hari...saya
ketemu dengan peluangku yaitu peluang recehan. Mereka yang main di
tokopedia saat itu kayaknya gak doyan recehan,begitu pengamatanku
pada penjual-penjual besar yang di sana . Mereka jual produk yang
sebangsa oxone, maxim gitu yang saya lihat di kategori dapur. Cetakan
harga 5000 gitu jaraaaaang banget. Ya sudahlah saya masuk di
barang-barang recehan,mulailah saya upload cetakan mawar, cetakan
talam yang harganya d bawah 10.000. Eh, pembelinya banyak. Akhirnya
saya cari angel lain dalam memandang tokopedia. Tokopedia adalah toko
segala ada, harga yang di bawah 1000 aja ada,kenapa dulu saya
berpikir bahwa tokopedia itu toko elit yang hanya menjual
barang-barang berkelas dengan harga murah ? Haduh. Persepsi kita sendiri terkadang membuat kita seperti terpenjara, ya.
Sejak saat itu saya telah menemukan peluangku yaitu peluang recehan hehe. Apakah peluangnya habis? Tidak. Peluang itu gak hanya menjual produk yang belum dijual oleh penjual lain. Produk yang sudah dijual penjual lain pun bisa dibuat peluang baru. Itu saya alami sendiri. Misalnya ragi tempe, untuk skala rumah tangga ,paling butuh sesednok ragi tempe sedangkan orang jual minimal kemasan 500 gr. Dari situ saya berpikir untuk merepack ragi tempe. Saya jual perkemasan 100 gr dan laris banget. Kendalanya paling pembeli gak percaya mengenai merek produk soalnya di repack dengan plastik bening ya dan tanggal kadaluarsa yang tertera tapi gak banyak kok pembeli yang seperti itu. Pengenyal bakso, tepung kentang, bumbu dapur yang bubuk pun saya repack dan alhamdulillah lebih laris.
Sejak saat itu saya telah menemukan peluangku yaitu peluang recehan hehe. Apakah peluangnya habis? Tidak. Peluang itu gak hanya menjual produk yang belum dijual oleh penjual lain. Produk yang sudah dijual penjual lain pun bisa dibuat peluang baru. Itu saya alami sendiri. Misalnya ragi tempe, untuk skala rumah tangga ,paling butuh sesednok ragi tempe sedangkan orang jual minimal kemasan 500 gr. Dari situ saya berpikir untuk merepack ragi tempe. Saya jual perkemasan 100 gr dan laris banget. Kendalanya paling pembeli gak percaya mengenai merek produk soalnya di repack dengan plastik bening ya dan tanggal kadaluarsa yang tertera tapi gak banyak kok pembeli yang seperti itu. Pengenyal bakso, tepung kentang, bumbu dapur yang bubuk pun saya repack dan alhamdulillah lebih laris.
Dari
pengalamanku di atas saya dapat sarikan seperti ini :
1.
Masih ada buanyak peluang untuk kita selama kita mau menemukannya.
Jangankan barang yang belum dijual atau belum banyak dijual, yang
sudah dijual pun banyak peluangnya. Cobalah mencari. Pakailah cara
pandang lain dalam memandang sesuatu, pasti ketemu,deh.
2.
Jika sudah ketemu peluangnya,langsung eksekusi alias langsung jualan
saja. Ada kemauan,ada jalan itu benar banget adanya. Kalau sudah
nyemplung ,nanti adaaa saja jalannya. Seringnya banyak alasan,kalau
gak laku gimana? Ya semua mengalami hal itu,kok , tinggal kita saja
mau pilih lanjut atau terus menerus bersembunyi dalam alasan
tersebut.
3.
Satu toko fokus di satu bidang itu memang lebih mudah untuk membangun
image. Di pasar online, image itu penting banget ternyata,ya.
4.
Jangan hanya fokus pada persaingan harga saja, itu melelahkan. Ya
tidak apa-apa main di harga tapi jangan sampai kita mati-matian di
situ. Percayalah, berapapun harga jualnya, di online itu ada saja
pembelinya. Saya dulu ndak mau jualan di tokopedia juga alasannya
karena persaingan harga. Saya gak mungkin punya tempat di situ kalau
gak bisa bersaing harga. Ternyata hal itu salah besar. Saya pada
akhirnya menjual juga produk-produk yang dulu saya takutkan gak bisa
bersaing harga dan alhamdulillah laku juga.
5.
Pelayanan yang baik,misalnya kualitas packingan,bagaimana menangani
komplain, bagaimana dengan kelebihan ongkir dan seterusnya. Apa saya
baik terus? Enggak. Adakalanya saya membalas juga kebawelan pembeli
dengan kegalakan . Ya anggap aja,,kilaf,namanya juga manusia tapi
keseluruhannya bagaimana, itulah kita. Kalau banyak galaknya ke
konsumen berarti ya kita galak beneran hehe. Kadang-kadang galak
juga wajar namanya manusia,apalagi wanita yang kadang dipengaruhi
oleh kondisi PMS (cari pembenaran hahaha) Soalnya pembelinya juga
kadang bikin kesal.
6.
Sering share link toko di marketplace ke media sosial yang dipunya.
Saya melakukan hal yang sama, shre bukan asal share ya tapi dikasih
kalimat yang manfaat. Kalau saya lebih sering pakai kalimat 'pamer'
penjualan lalu sharing. Saya ceritakan bagaimana di tokopedia atau
saya cerita sesuatu hingga orang-orang tertarik untuk membaca. Tidak
membeli tidak apa-apa. Orang bisa dapat ide, dapat pencerahan dari
yang kita share itu bagus,kok buat kita.
7.
Sharing. Saya suka sharing ilmu (yang masih cethek banget ) yang saya
punya. Pikir saya, semakin dibagi semakin nambah. Soalnya saya ndak
tau apa-apa jadi harusnya banyak sharing . Dompet kalau kosong
pertanda akan segera isi, kurang lebih begitulah. Termasuk tulisan
ini juga merupakan contoh sharing. Satu,dua orang pasti ada yang
ambil manfaat,deh. Motto hidup saya,khoirukum anfauhum linnas. Kalau
sharingnya di medsos,sebut saja FB lalu jadi viral wuih manfaat
banget,deh buat kita. Manfaat buat orang lain, manfaat juga buat
kita. Saya dulu, pas sharing resep pie susu, langsung ,deh
followernya banyak. Sekarang sudah 10 rb lebih follower di FB,
temannya 5000. Nha itu lumayan banget. Mereka potensial banget buat
ditarik ke marketplace,minimal memfavoritkan toko kita.
8.
Toko lengkap lebih diminati. Jadi lengkapi saja isi tokonya.
9.
Sering upload foto. Kalau toko kita difavoritkan di tokopedia maka
apa saja yang kita upload akan terlihat oleh orang yang memfavoritkan
toko kita.
10.
Meski saya jarang pakai, gunakan fitur promo di marketplace. Jarang
pakai karena memang ndak sempat,ya. Membalas diskusi produk, membalas
revieww saja keteteran saya.
11.
Kalau punya ilmu SEO amalkan saja ketika memutuskan berjualan di marketplace, itu sangat mendukung sekali,lho.
12. Saat ini banyak pembeli yang lari ke marketplace seperti tokopedia,bukalapak karena memang transaksi lebih aman dan terlindungi. Maklum makin maraknya penipu online, pembeli makin mencari transaksi yang aman. Rekber-nya milik perusahaan,bukan perorangan. Meski begitu harus tetap hati-hati karena penipu punya banyak cara. Kalau di marketpelace ada yang menawarkan transaksi via gojek, BB,Wa dan penjualannya masih sedikit kita harus hati-hati.
13. Di Marketplace,terutama tokopedia ,enak,deh soalnya barang yang terjual jelas terpasang . ITu bisa jadi pertimbangan pembeli untuk memutuskan membeli,lho.
Ini aku foto toko-tokoku di tokopedia ,untuk membuktikan kalau jualan di marketplace itu yummy banget.
Selamat jualan
Bunda Haifa keren banget, semoga ini bisa menginspirasi ibu2 rumah tangga yg ingin menambah penghasilan. Terima kasih untuk informasi dan inspirasinya.
BalasHapussama sama bu
BalasHapus