|
ilustrasi Anak Kecanduan Gadget/buahan-sehat.blogspot.com |
Sangat
mudah saat ini untuk menemukan anak-anak dengan gadget terkini. Anak
usia SD sudah memiliki smartphone adalah pemandangan yang biasa di kota-kota besar bahkan di desa juga. Selain itu,
anak-anak tanggung yang sudah mempunyai tongkrongan mahal pun tak
sedikit. Motor atau bahkan mobil. Darimana mereka mendapatkan semua
itu? Tentu saja dari orangtua mengingat mereka belum bekerja, masih
mengenyam bangku sekolah. Memiliki orangtua yang berada membuat
mereka mudah mendapatkan apa yang diinginkan meskipun belum tentu
dibutuhkan. Untuk barang-barang yang terhitung mahal saja mereka
mudah mendapatkannya apalagi barang yang lebih murah, mainan
misalnya. Tinggal meminta maka apa yang mereka inginkan akan berada
di hadapan. Betapa mudahnya bagi mereka untuk mendapatkan semua itu
padahal kita,sebagai orangtua harus peras keringat banting tulang
terlebih dahulu. Ironis.
|
sumber foto :google |
Dengan gadget dan kendaraan tersebut, anak-anak memang terlihat
lebih menonjol dan mungkin mengundang decak kagum serta rasa iri dari
teman-temannya. Kita sebagai orangtua mungkin bangga ketika anaknya
sudah ‘tampil beda’. Namun, dibalik semua itu sebenarnya kita
tengah menyelipkan sebuah bom waktu di tubuhnya. Bom waktu itu siap
meledak dan menghancurkan semuanya . Mengapa? Mereka tidak diajarkan
bahwa segala sesuatu itu memerlukan effort untuk mendapatkannya.
Mereka tidak diajarkan untuk tahu bahwa barang-barang tersebut
didapat dengan kerja keras. Dengan demikian, apa yang tertanam di
benaknya adalah bila membutuhkan sesuatu mereka cukup meminta (kepada
orangtua) dan dalam sekejap apa yang diminta akan terwujud. Padahal
tidak selamanya mereka anak-anak. Kita tidak mungkin membersamainya
selamanya. Akan datang masa di mana kita harus benar-benar melepaskan
anak kita untuk mendayung biduk di samudera kehidupan. Mereka harus
berkeluarga, menjadi ayah ataupun ibu ,dan menghidupi anak-anak
mereka. Jika saat ini tidak diajarkan bagaimana seharusnya menjalani
kehidupan,mustahil kelak mereka akan menjalani kehidupan ini dengan
baik dan berkualitas. Semua paham bahwa kehidupan berkualitas
terwujud bila dijalani dengan semangat juang yang tidak main-main,
dengan effort yang luar biasa, dengan mental mandiri,bukan dengan
mental cengeng dan peminta-minta . Sejarah besar dunia diukir oleh
orang-orang pilihan. Thomas Alfa Edison tidak mungkin dicatat sebagai
orang besar jika ia cepat menyerah dalam bereksperimen saat itu.
Berdasarkan pengamatan saya,anak-anak yang dibesarkan dengan berbagai
kemudahan cenderung tidak mandiri dan bergantung kepada orang lain.
Apa yang mereka pikirkan hanya meminta dan meminta. Ketika tertimpa
masalah,mereka kurang memiliki kemampuan sebagai problem solver dan
cenderung cengeng. Beberapa anak pertama yang saya amati mempunyai
sifat dan sikap seperti yang saya sebut di atas. Hal ini disebabkan
ketika mereka lahir,orangtua mengalami euforia yang luar biasa
ditambah lagi belum ada tanggungan lain jadi Si anak pertama akan
mendapatkan apa saja yang diinginkan.
Salah
satu alasan orangtua melimpahi anak-anak dengan berbagai kemudahan
adalah karena sayang. Sayangnya, kebanyakan orangtua salah dalam
menerjemahkan kata sayang tersebut. Memberikan dengan mudah setiap
kemauan anak disebut sebagai bentuk kasih sayang padahal sebenarnya
mereka sedang merancang penderitaan dan kesengsaraan anak di masa
depan. Seharusnya kita tidak segera membelikan sebuah mobil-mobilan
ketika anak memintanya. Tanamkan bahwa mobil-mobilan itu dibeli
dengan uang dan untuk mempunyai uang,kita harus bekerja terlebih
dahulu. Atau mintalah dia mengerjakan sesuatu terlebih dahulu sebagai
bentuk usaha untuk mendapatkan mobil-mobilan tersebut. Dengan
demikian anak akan terbiasa berfikir bahwa untuk mendapatkan sesuatu
memerlukan usaha,tidak asal meminta. Selain itu anak akan lebih
menghargai barang yang dimilikinya karena untuk mendapatkan barang
tersebut ia harus bersusah payah. Perlakuan anak terhadap barang yang
dimilikinya dari hasil meminta akan berbeda dengan perlakukannya
terhadap barang yang dihasilkan oleh usahanya sendiri. Seorang ibu
kenalan saya seringkali mengeluhkan anaknya yang setiap hari
kehilangan alat-alat tulisnya. Hal ini disebabkan anak tersebut
kurang menjaga alat-alat tulisnya. Ketika di kotak pensilnya tidak
ada pensil lagi, ia tidak berusaha mencari kemana gerangan pensil
tersebut tapi ia menemui ibunya dan meminta pensil yang baru.
Tragisnya Sang Ibu menuruti saja permintaan anak.
Katanya, menjadi orangtua zaman sekarang lebih banyak tantangannya. Banyak orangtua yang sedikit merasa gamang(termasuk saya) bisakah menjadikan anak-anak kita menjadi orang yang mandiri, tidak cengeng,dan bermental pejuang serta berada di jalan yang lurus? Bisa diusahakan pasti bisa maka salah satu caranya mendidik mental anak sejak dini dengan tidak membiasakan hidup mudah pada anak. Apa harus disulit-sulitkan? tentu tidak,ya.
Ah,saya mah apa atuh. Menulis tentang begini sebenarnya juga teguran buat saya, juga sedang galau karena saya belum jadi orangtua yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar