Sabtu, 17 Oktober 2015

Membiasakan Hidup Mudah Adalah Bom Waktu



ilustrasi Anak Kecanduan Gadget/buahan-sehat.blogspot.com
Sangat mudah saat ini untuk menemukan anak-anak dengan gadget terkini. Anak usia SD sudah memiliki smartphone adalah pemandangan yang biasa di kota-kota besar bahkan di desa juga. Selain itu, anak-anak tanggung yang sudah mempunyai tongkrongan mahal pun tak sedikit. Motor atau bahkan mobil. Darimana mereka mendapatkan semua itu? Tentu saja dari orangtua mengingat mereka belum bekerja, masih mengenyam bangku sekolah. Memiliki orangtua yang berada membuat mereka mudah mendapatkan apa yang diinginkan meskipun belum tentu dibutuhkan. Untuk barang-barang yang terhitung mahal saja mereka mudah mendapatkannya apalagi barang yang lebih murah, mainan misalnya. Tinggal meminta maka apa yang mereka inginkan akan berada di hadapan. Betapa mudahnya bagi mereka untuk mendapatkan semua itu padahal kita,sebagai orangtua harus peras keringat banting tulang terlebih dahulu. Ironis.

sumber foto :google
Dengan gadget dan kendaraan tersebut, anak-anak memang terlihat lebih menonjol dan mungkin mengundang decak kagum serta rasa iri dari teman-temannya. Kita sebagai orangtua mungkin bangga ketika anaknya sudah ‘tampil beda’. Namun, dibalik semua itu sebenarnya kita tengah menyelipkan sebuah bom waktu di tubuhnya. Bom waktu itu siap meledak dan menghancurkan semuanya . Mengapa? Mereka tidak diajarkan bahwa segala sesuatu itu memerlukan effort untuk mendapatkannya. Mereka tidak diajarkan untuk tahu bahwa barang-barang tersebut didapat dengan kerja keras. Dengan demikian, apa yang tertanam di benaknya adalah bila membutuhkan sesuatu mereka cukup meminta (kepada orangtua) dan dalam sekejap apa yang diminta akan terwujud. Padahal tidak selamanya mereka anak-anak. Kita tidak mungkin membersamainya selamanya. Akan datang masa di mana kita harus benar-benar melepaskan anak kita untuk mendayung biduk di samudera kehidupan. Mereka harus berkeluarga, menjadi ayah ataupun ibu ,dan menghidupi anak-anak mereka. Jika saat ini tidak diajarkan bagaimana seharusnya menjalani kehidupan,mustahil kelak mereka akan menjalani kehidupan ini dengan baik dan berkualitas. Semua paham bahwa kehidupan berkualitas terwujud bila dijalani dengan semangat juang yang tidak main-main, dengan effort yang luar biasa, dengan mental mandiri,bukan dengan mental cengeng dan peminta-minta . Sejarah besar dunia diukir oleh orang-orang pilihan. Thomas Alfa Edison tidak mungkin dicatat sebagai orang besar jika ia cepat menyerah dalam bereksperimen saat itu. Berdasarkan pengamatan saya,anak-anak yang dibesarkan dengan berbagai kemudahan cenderung tidak mandiri dan bergantung kepada orang lain. Apa yang mereka pikirkan hanya meminta dan meminta. Ketika tertimpa masalah,mereka kurang memiliki kemampuan sebagai problem solver dan cenderung cengeng. Beberapa anak pertama yang saya amati mempunyai sifat dan sikap seperti yang saya sebut di atas. Hal ini disebabkan ketika mereka lahir,orangtua mengalami euforia yang luar biasa ditambah lagi belum ada tanggungan lain jadi Si anak pertama akan mendapatkan apa saja yang diinginkan.




Salah satu alasan orangtua melimpahi anak-anak dengan berbagai kemudahan adalah karena sayang. Sayangnya, kebanyakan orangtua salah dalam menerjemahkan kata sayang tersebut. Memberikan dengan mudah setiap kemauan anak disebut sebagai bentuk kasih sayang padahal sebenarnya mereka sedang merancang penderitaan dan kesengsaraan anak di masa depan. Seharusnya kita tidak segera membelikan sebuah mobil-mobilan ketika anak memintanya. Tanamkan bahwa mobil-mobilan itu dibeli dengan uang dan untuk mempunyai uang,kita harus bekerja terlebih dahulu. Atau mintalah dia mengerjakan sesuatu terlebih dahulu sebagai bentuk usaha untuk mendapatkan mobil-mobilan tersebut. Dengan demikian anak akan terbiasa berfikir bahwa untuk mendapatkan sesuatu memerlukan usaha,tidak asal meminta. Selain itu anak akan lebih menghargai barang yang dimilikinya karena untuk mendapatkan barang tersebut ia harus bersusah payah. Perlakuan anak terhadap barang yang dimilikinya dari hasil meminta akan berbeda dengan perlakukannya terhadap barang yang dihasilkan oleh usahanya sendiri. Seorang ibu kenalan saya seringkali mengeluhkan anaknya yang setiap hari kehilangan alat-alat tulisnya. Hal ini disebabkan anak tersebut kurang menjaga alat-alat tulisnya. Ketika di kotak pensilnya tidak ada pensil lagi, ia tidak berusaha mencari kemana gerangan pensil tersebut tapi ia menemui ibunya dan meminta pensil yang baru. Tragisnya Sang Ibu menuruti saja permintaan anak.

Katanya, menjadi orangtua zaman sekarang lebih banyak tantangannya. Banyak orangtua yang sedikit merasa gamang(termasuk saya) bisakah menjadikan anak-anak kita menjadi orang yang mandiri, tidak cengeng,dan bermental pejuang serta berada di jalan yang lurus? Bisa diusahakan pasti bisa maka salah satu caranya mendidik mental anak sejak dini dengan tidak membiasakan hidup mudah pada anak. Apa harus disulit-sulitkan? tentu tidak,ya.
Ah,saya mah apa atuh. Menulis tentang begini sebenarnya juga teguran buat saya, juga sedang galau karena saya belum jadi orangtua yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar