Panggung Utama |
Mungkin karena selama ini saya
melilhat Pekan Raya Jakarta (PRJ) yang begitu wah maka ketika melihat Pekan
raya Depok ini rada mengkerut juga dahi saya. ‘Hanya’ seperti inikah Pekan Raya
Depok? Ketika tiba masanya PRJ digelar, jalanan macet total, baleho yang
mempromosikan ada di mana-mana, intinya gaungnya sungguh dasyat. Sedangkan PRD?
Ya ampun, saya saja tidak tahu ada PRD kalau tidak membaca sebuah status
facebook teman saya. Saya mencari-cari spanduk atau bahkan brosur yang
mempublikasikan PRD namun tidak ada bahkan di perempatan yang ramai sekalipun.
Hingga suatu hari teman saya memberi tahu di mana letak PRD.
Banyak tenda yang kosong |
PRD di gelar di lapangan Ikarest
yang sangat tidak nyaman karena kalau hujan biasanya sangat becek. Tanahnya
tidak rata dan seperti banyak puing-puing. Menurut apa yang dikatakan MC di
panggung utama, PRD yang berlangsung dari tanggal 30 Mei-9 Juni 2013 ini bertema Pembangunan. Tetapi saya tidak dapat ‘feel’
pembangunan. Malah menurut saya lebih mirip pasar malam yang suka berpindah
pindah tempat itu hehe. Dengan HTM yang hanya Rp5000 , PRD ini memang sangat
merakyat apalagi lokasinya di sebuah lapangan terbuka,berbeda dengan PRJ yang HTM nya
sangat mahal dan berlokasi di sebuah gedung. Namun sayangnya, PRD yang dapat dikunjungi dari pukul 14.00-22.00 ini seperti
kurang dimaksimalkan padahal menurut saya ini sangat potensial. Panitia seperti
‘ogah-ogahan’ mengelolanya karena lokasinya saja cenderung ‘gelap’. Tidak ada kesan meriah yang dapat menarik minat orang lewat. Kalau kita tidak sengaja
menengok ketika sedang di berjalan, maka kita tidak akan tahu kalau ada sebuah
pekan raya di situ. Lokasi relatif gelap, lampunya kurang bling bling,
publikasi kurang maksimal dan kurang meriah. Mungkin karena publikasi yang tidak maksimal itulah
yang menyebabkan beberapa stan tenda masih kosong. Bahkan pengunjung pun tidak
ramai meskipun ada beberapa artis yang menghibur.
Penataan yang semwrawut |
Peserta PRD pun kurang variatif.
Rata-rata hanya para pedagang yang biasa mangkal di pasar kaget. Akan lebih dapat ‘feel’
pembangunan kalau ada peserta dari home
industri, sektor pertanian,perkebunan,dan lain sebagainya. Keberadaan kemidi putar dan beberapa mainan
anak-anak melengkapi kesan bahwa PRD mirip dengan pasar malam. Ya,tidak masalah
memang mengenai keberadaan mainan anak-anak tapi penataan lokasinya hendaknya
yang sesuai.
Intinya, meskipun terkesan merakyat tetapi PRD kurang
maksimal dikelola. Tempat di lapangan terbuka memang memungkinkan rakyat biasa menghadiri PRD apalagi dengan HTM yang
murah .Akan tetapi,bukan berarti harus dengan pengelolaan yang seadanya seperti
itu. Semoga tahun depan PRD menjadi lebih baik dan tidak kebablasan seperti PRJ
yang awalnya ajang pesta rakyat tapi sekarang hanya rakyat tertentu saja yang
mampu hadir.
oooh... itu Pekan Raya Depok tho? beberapa kali melintasi daerah itu, kukira pasar malam :-D
BalasHapuslebih mirip kayak pasar malam biasa, ya
BalasHapus